ENTAH mulai kapan odol disamakan dengan pasta gigi. Padahal, sejatinya odol ialah sebuah merek, tak beda dengan Pepsodent, Close Up dan lainnya.
Odol di masa lalu adalah merek milik perusahaan Jerman yang didirikan Karl August Lingner (1861-1916), yang bernama Dresden Chemical Laboratory Lingner.
Menurut Helmut Obst dalam Karl August Lingner, ein Volkswohltäter? (2005), perusahaan itu didirikan pada 3 Oktober 1892. Menurut David Carlo, dalam Advertising Empire: Race and Visual Culture in Imperial Germany (2011), tahun 1893, Odol tampil sebagai salah satu merek produk obat pembersih mulut Jerman.
Dan, Ken Geiser dalam Chemicals Without Harm: Policies for a Sustainable World (2015) menyebut, pasta gigi bermerek Odol masuk pasar pada 1903. Kata Odol sendiri singkatan dari dua kata Yunani: odus (gigi) dan oleum (minyak). Demikian tulis Tirto.id
Mingguan Djaja (1965) menyebut soal mengapa “tapal gigi disebut Odol.
Mungkin karena tapal gigi yang pertama masuk di Indonesia mereknya Odol.” Odol sebagai pasta gigi pertama cukup diamini sebagian orang Indonesia.
Hubungan Odol dengan Indonesia bisa dilihat dalam majalah dagang Bataviasch Nieuwsblad (24/12/1894), yang terdapat iklan kecil Odol. Berbunyi: “Winkel Maatschappij Eigen Hulp Odol!!! Idol!!! Odol!!! Eenige Importeurs voor geheel Java.” Winkel-Maatschappij Eigen Hulp adalah sebuah toko serba ada di Batavia antara 1890 hingga 1929 dan menyalurkan pasta gigi Odol di Jawa.
Setidaknya tahun 1894 obat pembersih mulut Odol ini sudah dimasukkan ke Indonesia. Untuk produk pasta gigi Odol, tentu saja setelah 1903.
Odol yang beredar di Hindia Belanda, bungkus dan tube bertuliskan: Odol, lalu ada tulisan Tandpasta, yang artinya pasta gigi dalam bahasa Belanda. Versi Jerman, tulisannya di bawah Odol adalah: Zahnpasta—yang artinya pasta gigi dalam bahasa Jerman. Di dalam iklan terdapat tulisan Mooi tanden, yang artinya gigi bagus dalam bahasa Belanda.
Pada zaman kolonial, kehadiran Odol di Indonesia juga mendapatkan saingan seperti Colgate atau Pepsodent. Keduanya dari Amerika. Namun, Odol masih menjuarai pasar. Kepopuleran Odol membuatnya banyak ditiru. Pada sekitar tahun 1911, surat kabar Bendera Wolanda menyebut: “sekarang adalah banyak toko-toko yang menjual pasta gigi Odol tiruan kepada orang banyak.”
Apakah Anda masih mengatakan odol sebagai ganti kat pasta gigi?!
(*)