PEMKO Batam sudah menyusun draft estimasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2017. Bukan naik, justru terjadi defisit atau penurunan sekitar Rp 86,4 miliar atau sekitar 7 persen dari APBD murni.
Ditetapkan di awal tahun APBD murni Kota Batam mencapai Rp 2,55 Triliun. Dan dalam estimasi APBD perubahan menjadi Rp 2,46 triliun.
“Anggaran berkurang sekitar Rp 86,4 miliar. Menurun sekitar 7 persen. Ini karena PAD yang sangat jauh dari target yang ditentukan di awal tahun,” kata wakil ketua komisi II, Sallon Simatupang di ruangannya, Selasa (15/8).
Tingginya defisit APBD ini, pastinya akan berpengaruh kepada beberapa proyek yang mungkin akan ditunda pembangunannya. Hampir di setiap OPD ada saja proyek yang ditunda pembangunannya.
“Mau bagaimana lagi, pasti berimbas ke pembangunan,” katanya.
Menurut Sallon, Penghasilan Asli Daerah (PAD) kota Batam tahun 2017 ditargetkan mencapai Rp 1,16 triliun. Sementara dalam estimasi APBD Perubahan turun menjadi Rp 1,08 triliun.
“Untuk PAD saja kita turun lebih dari Rp 73 triliun. Mau tidak mau memang harus ada pembangunan yang dikorbankan. Dan itu tidak sedikit,” katanya.
Anggota komisi III DPRD Batam, Werton mengatakan devisitnya anggaran ini memaksa pembangunan kantor dinas tenaga kerja ditunda. Anggarannya mencapai Rp 7 Triliun.
“Dinas tenaga kerja dihold. Jadi tahun ini dipastikan tidak akan dibangun. Mau bagaimana lagi, memang deifisit,” katanya. (*)