MOMEN Hari Pahlawan dijadikan momen yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai kepahlawan kepada pelajar di Surabaya.
Untuk itu, tahun ini Pemkot Surabaya kembali menggelar Surabaya Heroic Track (SHT). Ajang ini menyediakan dua rute khusus yang mengunjungi titik titik dan bangunan bersejarah yang ada di Surabaya
Kegiatan SHT ini memang bukan kali pertama digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Namun kegiatan ini dianggap sangat efektif untuk memberikan edukasi tentang nilai kepahlawan dan sejarah Kota Pahlawan.
Kabid Rekreasi dan Hiburan Umum Disbudpar Kota Surabaya Fauzi M Yos dilansir dari Radar Surabaya mengatakan, kegiatan ini dibuat khusus untuk pelajar SD dan SMP di Surabaya.
“Kami menyediakan dua rute berbeda dalam SHT ini. Di selang seling, kalau hari ini sudah rute pertama, maka hari berikutnya akan ada rute kedua. Rute yang dikunjungi adalah bangunan yang memiliki sejarah yang bisa jadi nggak semua pelajar di Surabaya sudah tahu,” kata Fauzi di laman itu.
Untuk rute pertama, SHT di mulai dari Balai Kota Surabaya. Khusus untuk rute ini, pemkot menyediakan sebanyak empat unit bus yang bisa dipakai untuk sekitar 150 pelajar yang terdiri dari enam sekolah di Surabaya. Sekolah yang mengikuti kunjungan SHT ini diseleksi khusus oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Untuk titik yang dikunjungi, setelah berangkat dari Balai Kota, pelajar diajak untuk berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa. Di sana pelajar diajak untuk berziarah dengan mendoakan para pahlawan yang sudah gugur dan melakukan upacara dan mengheningkan cipta. Mereka di sana sekitar 15 hingga 20 menit.
“Setelah dari sana, anak-anak kami ajak untuk mengunjungi Gedung Nasional Indonesia dan makam Dr Soetomo. Supaya anak-anak tahu bahwa di sana adalah gedung yang menjadi saksi pergerakan Pemuda Indonesia,” kata Fauzi.
Di mana gedung ini juga menjadi tempat diselenggarakan Kongres Indonesia Raya di tahun 1932 silam.
Beranjak dari Jalan Bubutan, para pelajar diajak untuk mengunjungi Tugu Pahlawan. Di sana banyak yang dijadikan titik-titik belajar. Mulai dari Museum 10 Nopember dan Patung Pahlawan Proklamasi.
Menurut Fauzi, langkah belajar langsung soal sejarah akan lebih mengena bagi para pelajar. Sebab dengan begitu para pelajar juga bisa merefleksikan perjuangan para pahlawan dengan kondisi merdeka seperti saat ini.
“Lanjut dari Tugu Pahlawan mereka kami ajak berkunjung ke rumah HOS Cokroaminoto di Penelah dan langsung ke Museum Surabaya. Mereka di sana sekitar sepuluh menit, lalu kami ajak ke Hotel Majapahit.
Memang tidak sampai masuk, tapi kami ceritakan tentang peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato. Dan ternyata banyak pelajar yang tidak tahu bahwa Hotel Majapahit berganti nama hingga lima kali, hingga dipilih nama Hotel Majapahit sampai sekarang,” ulas Fauzi.
Baru setelah itu rombongan kembali ke Balai Kota.
Berbeda dengan rute pertama yang ditempuh dengan mengendarai bus, untuk rute kedua pelajar diajak untuk wisata heroik sambil jalan kaki. Titik start-nya dari Tugu Pahlawan. Dikatakan Fauzi, lantaran rute paket ini jalan kaki, maka rutenya hanya mengunjungi titik-titik sejarah di kawasan Surabaya Utara saja.
“Dari Tugu Pahlawan mereka kami ajak jalan ke Kantor Pos Kebon Rojo. Itu adalah kantor Pos tua yang juga menjadi bangunan cagar budaya. Lalu di sampingnya juga gedung Mandiri, mereka juga kami ajak ke sana,” imbuh Fauzi.
Kemudian, pelajar diajak berkunjung ke Kantor Berita Domei. Sebagai kantor berita lama, situs tersebut dianggap layak untuk diedukasikan ke para pelajar. Setelah dari sana, pelajar juga diajak untuk berkunjung ke Viaduk Pertempuran 10 Nopember. Pelajar diberi cerita tentang peristiwa heorik pertemupuran yang ada di sana.
“Terakhir ke Titik Nol Surabaya dan kembali ke Tugu Pahlawan. Kami berharap dengan melihat langsung dan belajar langsung di luar sekolah, nilai-nilai kepahlawanan dan nasionalisme bisa semakin tertanam di jiwa para pelajar Surabaya,” pungkas Fauzi. ***