BATAM memiliki pesona yang sulit ditolak untuk dikembangkan sebagai pusat pariwisata. Karena hal tersebut, Asita Se-Sumatera dan Dinas Pariwisata Se-Sumatera menunjuk Batam sebagai hub (penghubung) dalam program besar bertajuk Sumatera Incorporate.
“Batam akan mengambil peran sebagai penghubung dalam upaya promosi wisata terintegrasi tersebut. Setidaknya sudah ada 10 Dinas Pariwisata dan Asita yang telah bergabung,” kata Sekjen Asita Kepri, Febriansyah belum lama ini.
Sumatera Incorporate adalah upaya yang digalang oleh Dinas Pariwisata dan ASITA se Sumatera untuk meningkatkan kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke regional ini. Menurut dia, pelaku usaha dan dinas pariwisata di Sumatera kesulitan mempromosikan destinasi di masing-masing wilayahnya ke pasar internasional.
“Karena kalau ada pameran di luar, pasti yang ditanya Bali sehingga yang kecil-kecil tidak muncul,” katanya lagi.
Lewat Sumatera Incorporate, destinasi wisata di Sumatera akan dijual secara bersamaan melalui paket-paket perjalanan terintegrasi. Program pariwisata yang ditawarkan akan dikemas dengan baik dengan memadukan konsep lintas daerah dan lintas destinasi agar lebih menarik.
Dalam mewujudkan Sumtera Incorporate, Batam sendiri akan mengambil beberapa peran. Termasuk menjadi Hub bagi Wisman yang akan melancong lintas Sumatera. Dengan posisinya yang strategis, Batam memungkinkan menjadi beranda terdepan bagi Wisman yang ingin mengeksplorasi destinasi di Sumatera.
“Batam sudah punya kelebihan kedekatan decara geografis. Kita harus bisa manfaatkan kelebihan ini secara maksimal,” ujarnya.
Akan ada langkah straegis yang akan dilaksanakan Sumatera Incorporate beberapa waktu kedepan. Termasuk menggelar Sumatera International Travel Fair. Event promosi wisata ini memungkinkan seluruh Provinsi di Sumatera memamerkan destinasi unggulannya kepada pasar Internasional, khususnya pasar Eropa.
Ia meyakini jika hal ini bisa terwujud, maka Batam akan mendapatkan keuntungan berlipat.”Wisman dapat melihat Batam dan tentu event MICE ini membawa dampak ekonomi untuk Batam,” katanya.
Namun peluang besar ini harus diikuti pembenahan besar-besaran oleh Batam. Dari pengamatan ASITA, Batam butuh meningkatkan sisi atraction. Revitalisasi dan pembenahan destinasi harus jadi perhatian serius, agar daya tarik Batam meningkat.
“Batam harus bisa jadi destinasi wisata yang membuat orang mau datang ke Batam bukan hanya karena dekat. Sayang, karena sudah dekat, tapi orang tak mau datang lagi karena kualitasnya,” ujarnya.
Wacana ini sangat didukung oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam. BP Batam akan mengembangkan enam jenis pariwisata utama sekaligus destinasinya.
“Disamping itu, tentu saja dapat mendorong peningkatan investasi Batam melalui sektor pariwisata dan menciptakan dan mengembangkan peluang usaha,” kata Deputi V BP Batam, Bambang Purwanto seperti dilansir dari Batam Pos.
Keenam jenis pariwisata tersebut antara lain wisata kuliner dan belanja, wisata budaya dan sejarah, wisata alam dan ekowisata, wisata olahraga dan rekreasi, wisata kesehatan dan kebugaran dan wisata konvensi, insentif, pameran dan event.
Sebagai contoh untuk wisata kuliner dan belanja, BP Batam akan membuat program pariwisata di pusat perbelanjaan sehingga menjadikan tujuan wisata. Bentuk programnya antara lain Great Sale dan Full Day Shopping.
“Kemudian membuat program kegiatan seni dan budaya di pusat perbelanjaan dan menata pasar tradisional sehingga punya konsep menarik untuk dijadikan destinasi wisata,” paparnya.
Sedangkan contoh untuk wisata alam dan ekowisata, BP Batam akan mengembangkan destinasi wisata di laut dan pantai serta waduk. Kebun dan hutan juga akan dimanfaatkan.Untuk di laut, BP Batam akan menata dan melengkapi sarana dan prasarana umum sekaligus memperbaiki pengelolaannya.
“Dan menginventarisasi potensi pantai baik yang telah menjadi tujuan wisata maupun yang masih belum terjamah,” ungkapnya.
Sedangkan untuk di waduk, BP Batam akan menata dan membangun sarana dan prasarana kawasan hijau di sekitarnya.BP Batam membersihkan enceng gondok di Duriangkang “Kemudian mengadakan event wisata penghijauan di sekitar wilayah waduk,” katanya.
Di kebun dan hutan, BP Batam mengembangkan agrobisnis di daerah Tanjung Riau Sekupang sebagai destinasi agrowisata.
“Ditata sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan aktivitas wisata hijau,” jelasnya.
Kemudian contoh bentuk pengembangan untuk wisata olahraga dan rekreasi adalah membangun sarana olahraga seperti membangun sarana jogging track dan taman sepeda di sekitar kawasan Dam Duriangkang dan pantai Batamcentre.
“Lalu membuat berbagai macam event pertandingan olahraga di Batam,” tuturnya.
Fokus mengembangkan pariwisata sudah menjadi arahan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution.
“Menyelenggarakan event-event bertaraf internasional guna menghidupkan kembali kegiatan pariwista yang akan meningkatkan investasi industri pariwisata,” ungkapnya.
Senada dengan Darmin, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur mengatakan sudah seyogyanya Kepri mengembangkan pariwisata. Apalagi Batam sering dikunjungi wisatawan mancanegara karena keindahannya.
“Menyelenggarakan event-event yang bertaraf internasional guna mendukung industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Batam,” katanya. (*)