PERTEMUAN antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un turut membuat gelisah para pelaku usaha Tour and Travel yang berada di Kepri.
Pasalnya, pertemuan atau Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) yang dilakukan oleh kedua kepala negara itu dilakukan di objek wisata terkenal di Singapura yaitu Sentosa Island.
Sekjen DPD Asociation of Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Kepulauan Riau, Febriansyah mengaku saat ini memang belum mendapatkan kepastian lokasi pertemuan KTT tersebut.
Namun, apabila hal ini terealisasi, maka akan menimbulkan kerugian besar bagi para pelaku usaha tour and travel yang ada di Kepri.
“Kalau memang ditutup, rugi besarlah para pelaku usaha tour and travel. Karena bertepatan dengan arus libur lebaran, sudah banyak paket berlibur kesana yang terjual. Saya saja dari tanggal 14 – 21 Juni juga sudah memiliki tamu yang akan berlibur kesana. Kalau bisa jangan sampai ditutuplah,” jelasnya.
Menurutnya, pertemuan antara kedua kepala negara itu sendiri sudah menjadi pembahasan antara para anggota DPD Asita Kepri.
Bahkan, pihaknya saat ini rutin menjalin komunikasi dengan agent wisata yang berada di Singapura, guna memastikan tanggal dan lokasi pertemuan KTT.
Walau begitu, Febri juga mengakui hingga saat ini seluruh agenda tour and travel di lokasi wisata Singapura masih sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dimana hingga saat ini, pihak Otoritas Singapura sendiri belum ada mengeluarkan pernyataan apapun terkait agenda pariwisata di Negara mereka.
“Komunikasi antara kami dan agent wisata di Singapura intinya kami membahas dan menanyakan informasi terkait isu yang sudah menyebar saat ini. Hal ini harus kami lakukan, karena ini kaitannya dengan biaya yang sudah dibayarkan. Pihak tujuan wisata di Singapura sana juga pastinya gak mau rugi, karena pasti semua costumer kami akan meminta ganti rugi,” ujarnya.
Febri menggambarkan, apabila pihak Otoritas Singapura terpaksa mengambil keputusan untuk menutup lokasi wisata Sentosa Island, maka hal ini tidak hanya berdampak langsung terhadap tour and travel yang ada di Indonesia.
“Sebelum kami menjual paket seperti ini, tentunya kami telah melakukan order terlebih dahulu seperti Bus, Restorant, Hotel, dan tujuan Wisatanya. Jadi bukan hanya kami yang tmerugi, bahkan pihak Singapura sendirinya juga akan mengalami kerugian yang sangat besar,” lanjutnya.
(*/GoWest.ID)