PARA peneliti dari Nature Universitas Kopenhagen, menemukan indikasi yang menunjukkan peradaban tertua di dunia merujuk pada penduduk asli Australia dan Papua Nugini.
Menurut mereka, DNA dari orang-orang ini dapat ditelusuri kembali ke gelombang asli pemukim dari Afrika lebih dari 50 ribu tahun lalu.
“Mereka mungkin kelompok tertua di dunia yang dapat Anda hubungkan ke suatu tempat tertentu,” kata penulis utama dari studi baru di Nature Universitas Kopenhagen, Eske Willerslev dilansir laman Foxnews Senin (26/9).
Ia menemukan bahwa nenek moyang ini merupakan penduduk asli yang tiba di Sahul-a superkontinen yang mencakup Nugini, Australia, dan Tasmania antara 51 ribu dan 72 ribu tahun yang lalu. Bahkan penelitian menunjukkan mereka adalah orang-orang pertama yang menyeberangi lautan.
“Sekarang kami tahu keluarga mereka adalah orang-orang yang pertama yang melakukan penjelajahan,” kata Willerslev.
Para ilmuwan menggunakan jejak genetis terhadap manusia awal yang masih tersisa di DNA masyarakat modern di Papua Nugini dan Australia untuk merekonstruksi perjalanan nenek moyang mereka dari Afrika sekitar 72 ribu tahun yang lalu.
Sejumlah ahli tidak sependapat bahwa manusia non-Afrika sekarang adalah turunan dari penjelajah yang meninggalkan Afrika dalam gelombang migrasi besar-besaran puluhan ribu tahun lalu.
Penelitian terbaru mendukung hipotesis migrasi tunggal, yang mengatakan bahwa suku asli di Papua dan Australia merupakan keturunan dari para penjelajah dari Afrika sekitar 72.000 tahun lalu.
MELACAK jejak migrasi orang asli Papua dan Australia, ahli menemukan bukti bahwa sekitar 50 ribu tahun lalu mereka mencapai Sahul—superbenua yang dulu mencakup Papua Nugini, Australia dan Tasmania sebelum mereka dipisahkan oleh kenaikan permukaan air laut.
“Kami tidak tahu siapa orang-orang ini, tapi mereka adalah kerabat jauh dari Denisovan,” kata Professor Eske Willerslev yang sehari-hari mengajar di Cambridge University, seperti dilansir laman The Telegraph, Kamis (22/09/2016) lalu.
Penduduk asli Papua dan Australia bertemu dan saling kawin dengan ras yang tak diketahui, yang kemungkinan ada hubungannya dengan Denisovan Siberia, saat mereka bermigrasi meninggalkan Afrika. Seperti Neanderthals, Denisovan adalah sub-spesies yang sudah punah sejak ribuan tahun.
Berdasarkan penelitian, kerabat yang tak diketahui menyumbang 4% genom penduduk asli Australia. Sebelumnya, saintis menemukan kawin silang manusia prasejarah non-Afrika dengan DNA Neanderthal berkisar antara satu hingga enam persen.
Temuan riset menegaskan bahwa suku Aborogin Autralia adalah keturunan langsung dari orang yang mendiami benua tersebut sejak 50 ribu tahun lalu.
“Mereka kemungkinan kelompok tertua di dunia jika dikaitkan dengan tempat yang mereka diami,” kata Prof Willerslev.
Pada peneliti mengambil sampel air liur untuk melengkapi kode genetik, genom, sebanyak 83 warga asli Australia dan 25 warga asli Papua Nugini, karena sisa-sisa fosil manusia pada periode awal tidak ditemukan. ***