OPERASI one man one target yang dilakukan oleh jajaran petugas Direktorat Pengamanan (Ditpam) Badan Pengusahaan (BP) Batam membuahkan hasil.
Dalam operasi yang dilakukan di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Hang Nadim Batam, para petugas masih menemukan adanya kandang untuk beternak babi serta perkebunan terlarang.
Sebelumnya, rombongan memulai memeriksa kawasan hutan lindung di seputaran bundaran menuju Pelabuhan Punggur.
Rombongan kemudian kembali menuju jalan raya dan melanjutkan patroli di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan dengan masuk dari kawasan Kabil.
Tidak lama berselang, rombongan berhasil menemukan adanya kandang babi yang berada di tengah kawasan hutan lindung tersebut. Petugas langsung melakukan upaya pembongkaran. Salah satu warga, Sitompul yang berada di kawasan kandang babi yang ditemukan oleh petugas mengaku bahwa kandang tersebut bukan miliknya.
“Aku di sini karena tadi pas melintas liat ada babi yang lepas bang, ini bukan punya aku,” tuturnya saat ditanyai oleh beberapa petugas Ditpam.
Setelah berhasil merubuhkan kandang dan pondok yang terlihat sudah ditinggalkan, para petugas kemudian melanjutkan perjalanan kembali masuk ke bagian tengah hutan.
Dalam perjalanan sendiri, masih terlihat adanya gubuk – gubuk yang sempat di ditinggali oleh warga.
“Itu rumah jaga yang digunakan oleh peternak babi mas, mereka tidak tinggal di sini. Mereka juga sudah kerap kita berikan peringatan makanya sudah banyak yang pindah, dan tidak berada lagi disini,” ujar salah satu petugas Ditpam.
Dalam perjalanan menyusuri kawasan hutan lindung tersebut, rombongan tiba – tiba terhenti karena melihat adanya sepeda motor yang tampak ditinggalkan oleh pemiliknya.
Petugas kemudian berusaha mencari keberadaan pemilik dan menemukan adanya perkebunan yang tertutupi oleh pepohonan tidak jauh dari motor tersebut terparkir.
Penggarap lahan yang juga pemilik dari perkebunan tersebut sempat terkejut melihat kedatangan personil Ditpam.
Tapi, ia akhirnya hanya dapat pasrah karena mengetahui perbuatannya menggarap dan berkebun di di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan adalah hal yang dilarang.
Tidak langsung melakukan pembongkaran, para petugas terlebih dahulu berdialog dengan pemilik perkebunan yang meminta agar diberikan kompensasi selama 4 hari karena masih ada beberapa tanaman yang akan segera panen.
“Baru juga tiga bulan ini aku cuma nanam timun, kacang panjang, daun ubi, ama cabai. Aku juga tahu ini dilarang, tapi mau gimana lagi, hitung – hitung kalo panen untuk bertahan hidup aja bang,” ujar Pemilik sekaligus penggarap lahan, Hasibuan.
Hasibuan yang juga merupakan warga di kawasan perumahan liar (ruli) di kawasan Batam Center ini mengaku, nekat melakukan tindakan tersebut karena mengetahui teman – temannya juga melakukan hal serupa di kawasan tersebut.
“Tahunya dari kawan, mereka juga menanam tuh di sebelah sana masih agak masuk lagi ke dalam hutan biar gak terlalu terciri,” lanjutnya.
Mendapatkan keterangan dari Hasibuan, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke daerah yang ditunjuk olehnya.
Benar saja, para petugas kemudian kembali menemukan adanya lahan yang telah dibakar oleh oknum tak dikenal untuk kemudian akan dijadikan lahan perkebunan.
Kemudian petugas juga kembali menemukan adanya lahan yang sudah disiapkan dan telah ditanami beberapa jenis tanaman. Tapi, tidak terlihat dijaga oleh penggarap lahannya.
Tidak jauh dari lokasi yang telah dibakar tersebut, rombongan kemudian mendapati adanya perkebunan yang telah ditanami oleh tumbuhan seperti pisang, nangka, pepaya, daun ubi serta mentimun.
Dari sana petugas menemukan adanya dua orang petani yang mengaku bahwa mereka hanya bertugas menjaga perkebunan tersebut.
“Kami hanya jaga lahan aja bang, ini juga ketemu petugas udah kesekian kalinya. Minggu lalu kami juga udah dikasih peringatan untuk meninggalkan lahan ini, tapi pemilik lahan masih suruh kami untuk jaga tanaman ini,” ujar Parno.
Pria ini juga terlihat pasrah saat melihat para petugas kembali membongkar pondok yang digunakannya untuk beristirahat.
“Sebenarnya kemarin juga sudah dibongkar, tapi kami dirikan lagi untuk tempat istirahat sambil jagain ini. Ya memang bercocok tanam di sini juga salah, mau gimana lagi pasrah ajalah mas kalau sudah diminta keluar. Tadinya juga bercocok tanam di sini itung – itung biar ada kerjaan mas,” ungkapnya.
Setelah membongkar dan merubuhkan beberapa tanaman yang sudah terlihat mulai tumbuh., Rombongan melanjutkan perjalanan dan berhasil menemukan sekitar tiga perkebunan lainnya.
Para petugas kemudian melakukan pembongkaran kembali.
Tidak hanya terhadap bangunannya, tetapi juga terhadap tanaman. Para petugas menduga tanaman tersebut merupakan milik para penggarap lahan yang sebelumnya telah mendapatkan peringatan.
“Sebenarnya di lapangan kami juga tidak sampai hati melakukan hal ini, makanya terkadang kami beri kompensasi untuk berada sampai panen saja kemudian keluar dan bongkar sendiri. Tapi kenyataannya para penggarap lahan ini membandel dan melanjutkan ingin berkebun, walaupun sudah sempat panen sebelumnya,” kata salah seorang petugas Ditpam.
Sementara itu, Kepala Seksi Hutan Dan Patroli Ditpam BP Batam yang membawahi kawasan keselamatan operasional bandara, Willem menjelaskan, sejak dirancang sejak awal tahun 2018, operasi one man one target ini berhasil menghasilkan pencapaian yang signifikan.
“Dari hasil persentase kita dari awal tahun kemarin, yang kita tahu 80 persen warga yang mencoba tinggal di kawasan KKOP memilih beternak babi sama dengan di kawasan Duriangkang yang merupakan kawasan DAM untuk keperluan air sehari – hari. Untuk peternakan liar ini, sudah berhasil kita basmi karena takutnya akan menggangu keselamatan penerbangan nantinya,” tuturnya.
Dari hasil operasi yang dilakukan petugas, diketahui adanya tren membuat perkebunan di tengah – tengah kawasan hutan lindung juga mulai mengalami peningkatan.
“Untuk para petani ini karena mereka sifatnya juga untuk bertahan hidup, kita hanya meminta mereka untuk segera meninggalkan lokasi setelah panen pertama. Jadi tidak akan ada lagi panen – panen selanjutnya karena kawasan ini sendiri terlarang untuk kegiatan seperti itu,” paparnya.
“Cara mereka yang membakar lahan untuk membuka lahan perkebunan di kawasan KKOP, tentu juga sangat berpengaruh terhadap penerbangan. Makanya kita juga terpaksa melakukan peringatan berkali – kali dengan lisan dan tertulis. Kadang mereka juga minta dikasih kompensasi, hal itu juga kita berikan dengan syarat akan diawasi dan mereka harus langsung keluar dari kawasan ini,” tutupnya.
(*/GoWest.ID)