JELANG akhir tahun, anak sekolah biasanya menghadapi ujian tengah semester. Hasilnya kadang mengejutkan. Bisa baik, pun buruk. Bagaimana sebaiknya orang tua menyikapi nilai anak?
Jika hasil bagus dan memuaskan, umumnya orang tua akan menunjukkan ekspresi senang. Tapi, ketika nilai kurang atau jelek, maka ekspresi yang diperlihatkan orang tua cenderung negatif.
Menurut Dr. Mary Anne Heng, profesor di National Institute of Education (NIE) dilansir dari Young Parents, sebaiknya orang tua tidak langsung memarahi anak jika hasil ujiannya jelek.
Ada kemungkinan, jawaban salah bisa disebabkan oleh kecerobohan. Bukan karena kurangnya pemahaman.
Sebaliknya, jawaban yang benar mungkin adalah sesuatu yang baru saja dihafalnya. Ini menutupi fakta bahwa anak tidak benar-benar memahami konsepnya.
Heng juga mengingatkan hasil ujian bukan tolak ukur kecerdasan anak. Ditegaskan Heng, tes dan ujian adalah bentuk penilaian sumatif dan tidak memberikan banyak wawasan tentang bagaimana seorang anak berpikir atau mengapa ia gagal dalam belajar.
Menyikapi nilai anak dengan emosi atau memberikan hukuman nyatanya tidak akan menyelesaikan masalah. Sebaliknya, hal ini akan membuat anak merasa tertekan. Akibatnya anak bisa menjadi pribadi yang kurang percaya diri.
Hanya menyalahkan dan tidak mendengarkan penjelasan anak menyoal nilai yang diperoleh merupakan salah satu kesalahan orang tua ketika berkomunikasi dengan anak, seperti dilaporkan Psychology Today.
Sebaiknya orang tua dapat menemukan keseimbangan antara penilaian sekolah yang dirancang dengan baik dan berhubungan dengan anak-anak mereka.
Tanyakan kepada anak tentang apa yang disukai anak di sekolah. Dan apa yang tidak mereka sukai.
Orang tua sebaiknya tidak memprioritaskan hasil dan menyalahkan anak karena nilai ujiannya tidak memuaskan.
Psikolog anak Rosdiana Setyaningrum pun menyayangkan sikap orang tua yang menyalahkan anak karena nilai buruk. Sebab ini bisa saja membuat anak depresi.
Ditulis Tempo.com, Diana menjelaskan, orang tua idealnya tidak membiasakan anak memprioritaskan hasil, termasuk dalam ujian di sekolah.
Sebab, jika anak dibiasakan untuk berorientasi pada hasil maka berakibat buruk. Anak menjadi tertekan dan tidak menutup kemungkinan, ia akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Saran, Diana, sebaiknya orang tua melatih anak untuk memperbaiki proses, dalam hal ini cara belajarnya. “Kalau nilai ujian anak jelek, mungkin kesalahan bukan pada kemampuan si anak, tapi pada cara belajarnya,” kata Diana.
Sebab, itu orang tua pun diingatkan untuk mengevaluasi perihal proses belajar.
Menurutnya, anak membutuhkan kondisi ideal agar sukses belajar. Kondisi ideal tersebut didapat anak jika orang tua membenamkan nilai positif pada mereka. Misal, dengan memberi pendampingan yang tidak disertai tuntutan berlebihan.
Perlu dipahami juga, ketika anak gagal, orang tua jangan langsung kesal. Tapi sebaiknya orang tua menyikapi dengan cara sebagai berikut.
Tetap memberikan apresiasi
Orang tua sebaiknya tidak pelit memberikan apresiasi sekalipun hasil ujian anak tidak sesuai dengan ekspektasi. Apalagi ketika anak sudah belajar, maka orang tua sebaiknya memberi pemakluman pada hasil ujiannya.
Melatih anak menerima kelemahan
Tanamkan pengertian bahwa hasil ujian sekolah yang buruk bukan pertanda kebodohan atau kegagalan. Tujuannya agar anak tidak merasa minder.
Lakukan tingkat kecerdasan (IQ)
Menurut Diana, anak perlu menjalani tes IQ lagi di luar sekolah, yang sifatnya personal. Bahkan sebaiknya tes IQ tersebut dijalani anak sebelum memilih sekolah.
Tes IQ penting agar orang tua bisa menentukan model pembelajaran yang tepat pada anak, dan tahu pada bidang mana saja anak mereka unggul.
Gali potensi anak di bidang tertentu
Menuntut anak sempurna di semua bidang pelajaran ternyata keliru. Diana menyarankan, orang tua berfokus mengembangkan potensi anak. Jika dari tes IQ dan ujian sekolah anak diketahui berbakat dalam bidang bahasa, misalnya, dukung dia mengembangkan diri pada bidang tersebut.
Selain hal di atas, kerja sama antara orang tua dan anak juga diperlukan. Jadi baik Anda dan anak sama-sama melakukan usaha untuk mendapatkan nilai sekolah yang baik.
Berkomunikasi lah juga dengan guru kelas anak. Tanyakan kepada guru, bagaimana cara terbaik untuk membantu anak belajar saat menghadapi ujian, seperti diungkap Drazenovic, salah satu guru dari Sekolah Dasar Longfellow di Kolombia.
Anak sebaiknya juga memiliki jam belajar yang teratur. Jadi tidak hanya menjelang ujian saja. Anda bisa mengikuti tip lain untuk berdamai dengan nilai anak yang kurang memuaskan.
Sumber : Verywellfamily / Tempo / pbs.org / Young Parent / Beritagar