NAMA ojek online (ojol) asal Rusia, Maxim belakangan ini jadi perbincangan. Kantornya di Solo sempat digeruduk driver Gojek dan Grab sebagai bentuk protes karena tarifnya terlalu murah.
Bakar uang dengan tarif murah merupakan strategi yang diterapkan Maxim untuk bersaing di pasar transportasi online menghadapi Grab dan Gojek.
Strategi yang juga pernah dilakukan pesaing mereka sebelumnya dalam menghadapi rival sejenis yang banyak bermunculan beberapa tahun lalu.
Maxim kini menerapkan tarif minimal Rp 3.000 untuk 4 kilometer pertama. Sementara aturan yang berlaku yang dibuat Kementerian Perhubungan Rp 10.000.
Development Manager Maxim Indonesia Imam Mutamad di laman CNBC Indonesia mengakui tarif murah yang dikenakan di tahap awal merupakan upaya promosi. Pihaknya pun hanya mengenakan komisi 10% pada mitra pengemudi.
Dia menegaskan upaya yang dihadirkan Maxim memberikan pilihan kepada pelanggan dan pengemudi.
“Inilah yang kami tawarkan pada driver memberikan satu pilihan, tanpa tujuan berkompetisi dengan yang sudah ada lebih dulu. Kami memberikan pilihan kepada pelanggan ataupun driver. Jika dilihat pengembangan maxim mendapatkan respons positif dari pasar,” kata Imam dalam bincang dengan CNBC Indonesia TV, Jumat (27/12) kemarin.
Imam menegaskan sebelum menerapkan harga yang sangat murah, Maxim melakukan perhitungan harga layak di setiap daerah.
Setiap daerah menurutnya memiliki kemampuan yang berbeda-beda, untuk itu tarif yang berlaku tidak bisa disamaratakan.
Selain itu, mengandalkan fitur pemesanan kendaraan atau reservasi, di mana pelanggan yang punya kebutuhan lima hari, bisa pesan dari sekarang sehingga punya kepastian akan driver dan waktu jemput.
“Kita bisa multi destinasi. Kita melihat ini keunggulan yang bisa diberikan. Fokus kita transportasi,” ujarnya.
Digeruduk Driver Pesaing
PEKAN lalu kantor Maxim di Solo digeruduk driver Grab dan Gojek. Mereka protes dengan tarif murah Maxim yang dianggap bisa memicu perang tarif dan menurunkan pendapatan para driver.
Maxim menetapkan tarif minimalnya Rp 1.850 per kilometer, dengan tarif batas atasnya Rp 2.300 per kilometer, sesuai dengan aturan. Bedanya di penetapan per empat kilometer awal yang ditetapkan Maxim Rp 3.000. Sementara di Gojek dan Grab Rp 7.000-10.000.
Setelah aksi demo tersebut, para driver Grab dan Gojek di sana memberikan batas waktu 2-3 hari untuk penyesuaian tarif. Audiensi pun dilakukan oleh Dishub Solo, Gojek, Maxim, dan Grab.
Kepala Dishub Surakarta, Hari Prihatno dikutip dari CNBC Indonesia mengatakan Kemenhub telah melakukan pertemuan dengan Maxim terkait keluhan ojol di Solo.
Maxim pun telah ditegur karena tidak patuh pada Permenhub 12 tahun 2019.
“Kemenhub dan Maxim sudah melakukan pertemuan di Jakarta. Kemenhub sudah memberikan teguran kepada Maxim. Kalau soal perizinan, Dishub tidak tahu, karena izin ada di pusat dan provinsi,” ujar Hari.
Pesaing Berat Gojek – Grab
OJEK online Maxim bukan pemain baru di bisnis transportasi dan aplikasi online. Perusahaan asal Rusia itu telah ada sejak awal 2000-an silam.
Maxim pertama kali beroperasi di Indonesia pada 2018. Sebelum masuk Indonesia, Maxim sudah beroperasi di 455 kota di 13 negara sejak 2014.
Maxim juga telah beroperasi di Rusia, Belarus, Kazakhstan, Georgia, Bulgaria, Tajikistan, Azerbaijan, Iran, Kirgizstan, Italia, Ukraina, dan Malaysia.
Di Indonesia, kini mereka telah menambah area operasinya ke lima kota lagi, yaitu Makassar, Manado, Malang, Tasikmalaya, dan Palangkaraya.
Ojol Rusia itu kini sudah tersedia di setidaknya 20 kota di Indonesia.
Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Padang, Banda Aceh, Palembang, Singkawang, Samarinda, Bengkulu, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Jambi, Surakarta, Bandar Lampung, Balikpapan, Yogyakarta, dan Pekanbaru.
Maxim mengklaim sebagai layanan yang mengkhususkan diri pada sektor transportasi. Berbeda dibanding pesaingnya seperti Gojek dan Grab. Karena itulah, masih menurut Maxim, mereka bisa memberikan tarif yang lebih terjangkau.
Pertanyaannya, dalam persaingan transportasi era milenial saat ini, siapa sekarang yang bakal jadi pemenang? Adakah yang jadi korban lagi dan kemudian mati?
——————————–
Sumber : CNBC Indonesia / DetikNET / KOMPAS / MAXIM