BANK Indonesia mengklarifikasi tentang maraknya penilaian masyarakat bahwa desain uang rupiah emisi baru sengaja dimiripkan dengan uang kertas Yuan milik Cina. Tudingan kemiripan uang kertas baru kita dengan uang Yuan cina, marak beredar di media sosial belakangan ini.
Deputi Direktur Departemen Pengendalian Uang BI, Yudi Harymukti seperti dilansir dari ANTARA, Rabu (21/12) mengatakan desain dan pembuatan 11 pecahan uang baru termasuk uang kertas Rp100 ribu, sesuai dengan standar desain uang yang dimiliki bank sentral.
“Ini sudah sesuai dengan standar di bank sentral, dan masing-masing bank sentral juga memiliki skema dan standar itu,” kata Yudi dikutip ANTARA.
Pernyataan Yudi ini menanggapi banyaknya informasi yang beredar di media sosial tentang kesamaan warna pada pecahan uang kertas rupiah Rp100 ribu dengan uang kertas 100 Yuan Cina.
Menurut Yudi, elemen warna merupakan unsur pembeda dari masing-masing pecahan uang rupiah baru. Penggunaan elemen warna karena berdasarkan survei BI, 90 persen dari jumlah responden masyarakat membedakan masing-masing pecahan uang dari warnanya.
Oleh karena itu menurutnya, setiap pecahan uang baru memiliki warna yang berbeda dan kontras satu sama lain. Masih menurut Yudi, wajar jika ada kemiripan atau kesamaan warna dari pecahan uang rupiah dengan uang negara lain.
“Sangat wajar apabila terdapat ada persepsi antara satu negara mirip dengan negara lain. Karena pada dasarnya warna di dunia ya segitu-segitu juga,” ujar Yudi.
“Bahkan jika mau dibanding-bandingkan, sebenarnya rupiah baru ini lebih mirip Euro dibanding Yuan, tapi memang tidak ada niat untuk memiripkan,” tambah dia.
Yudi mengakui bahwa setelah penerbitan uang baru pada Senin (19/12) kemarin, memang banyak informasi tendensius yang beredar di masyarakat. Selain warna, isu keliru tersebut juga menyangkut pembuatan dan pencetakan uang rupiah.
Dia menegaskan seluruh uang rupiah dicetak di dalam negeri oleh Badan Usaha Milik Negara sesuai amanat Undang-Undang. Dalam hal ini, BUMN tersebut adalah Perum Peruri. ***