PROYEK interkoneksi listrik dari Pulau Batam ke Pulau Bintan dengan kapasitas 180 megawatt (MW) mulai beroperasi. Gardu Induk yang menghubungkan sistem kelistrikan dari Batam ke pulau Bintan sudah selesai dibangun dan siap digunakan.
Sebagai ucapan rasa syukur, PT PLN (Persero) menggelar acara di Gardu Induk Kijang, Kabupaten Bintan, Jumat (23/9), yang dihadiri Gubernur Kepri Nurdin Basirun, Jaksa Agung Muda Intelijen Adi Toegarisman, dan Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Kepri Yulius S.
“PLN tidak sendiri dalam setiap proses pembangunan infrastruktur ketengalistrikan. Keberhasilan pembangunan jalur transmisi dan Gardu Induk yang relatif singkat ini tidak terlepas dari dukungan pihak kejaksaan, Pemprov Kepri dan BIN,” kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir.
Menurut Sofyan, acara tersebut sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas beroperasinya saluran udara tegangan tinggi 150 kilovolt interkoneksi Batam-Bintan dan gardu induk di Pulau Bintan. Interkoneksi Batam-Bintan, salah satu dari program 35.000 MW, mulai dilaksanakan pada Oktober 2015 dan tersambung hingga Gardu Induk (GI) Kijang pada Agustus 2016.
Dengan beroperasinya jalur transmisi dan gardu induk 150 kilovolt interkoneksi Batam-Bintan, PLN dapat melakukan efisiensi biaya yang cukup siginifikan dengan menghemat sekitar Rp 11,46 miliar per bulan dengan beban yang saat ini 34 MW.
Penggunaan PLTD dan PLTMG sewa di Pulau Bintan akan diganti pasokannya secara bertahap dengan menggunakan sistem interkoneksi ini. Namun, keseluruhan beban sudah semua beralih pada sistem interkoneksi.
“Penghematan biaya operasionalnya dapat mencapai sekitar Rp 24,7 miliar per bulan,” ujar Sofyan.
Kapasitas interkoneksi Batam-Bintan yang cukup besar hingga mencapai 180 MW. Oleh karena itu, PLN dapat menambah sekitar 2.422 pelanggan yang telah masuk waiting list penyambungan baru.
“Selain itu, PLN membuka lebar kesempatan bagi industri yang hendak beralih dari yang sebelumnya adalah pelanggan pembangkit sewa menjadi pelanggan PLN,” kata Sofyan.
Dia mengemukakan, hari ini saluran listrik interkoneksi di Bintan sudah tersambung dengan sempurna. Kondisi itu luar biasa karena target dua tahun bisa tercapai dalam waktu tiga bulan.
“Komitmen dari PLN, masyarakat dan pemerintah sudah terbukti selama pembangunan ini berjalan,” katanya.
Sofyan mengharapkan sistem interkoneksi Batam-Bintan ini bisa memenuhi pasokan listrik dan melayani pelanggan Pulau Bintan, yang telah mencapai 112.264 pelanggan, menambah pelanggan baru.
Selain itu, interkoneksi juga meningkatkan rasio elektrifikasi di Pulau Bintan yang saat ini mencapai 84,88 persen, dapat menjadi katalisator pembangunan ekonomi dan industri di Pulau Bintan, serta mengurangi pemakaian bahan bakar minyak.
Saat ini, lanjutnya sistem kelistrikan Pulau Bintan sudah mengunakan sistem interkoneksi Batam-Bintan saluran udara tegangan tinggi 150 KV selain saluran udara tegangan menengah 20 KV mulai dari Tanjunguban hingga Tanjungpinang.
Daya terpasang di Pulau Bintan saat ini sebesar 115,3 MW yang berasal dari sistem Tanjung Uban, PLTD Suka Berenang dan PLTD Air Raja Tanjungpinang, PLTU Galang Batang, PLTMG CNG Tokojo, PLTMG Dompak dengan total daya mampu sebesar 75,2 MW.
“Adapun beban puncak Pulau Bintan saat ini adalah 65,1 MW,” katanya.
Dengan adanya sistem interkoneksi Batam-Bintan, daya mampu di Bintan meningkat sebesar 180 MW. Hal ini diperkuat pula dengan masuknya sistem Garda Induk Sri Bintan 30 MVA pada 24 Juli 2016, Garda Induk Air Raja 2×30 MVA pada 3 Agustus 2016, dan Garda Induk Kijang 30 MVA pada 11 Agustus 2016, setelah Garda Induk Tanjunguban 30 MVA dan GI Ngenang 10 MVA beroperasi dengan kabel laut Batam-Bintan pada Oktober 2015.
Secara keseluruhan sistem interkoneksi Batam-Bintan terdiri atas 256 tapak tower listrik dan melewati Lintas Barat Tanjung Uban-Tanjung Pinang, serta ke Kijang.
“Pembangunan garda induk di Pulau Bintan merupakan merupakan babak baru sistem kelistrikan di Pulau Bintan, dimana semula menggunakan SUTM 20 KV sebagaibackbone kelistrikan Pulau Bintan dan saat ini ditambah dengan SUTT 150 kV sebagai backbone yang terintegrasi dengan sistem kelistrikan Batam,” ujar Sofyan. ***