CN-235 sebagai pesawat buatan Indonesia pertama dibangun dengan teknologi penerbangan yang memenuhi standar dunia.
Misalnya, digunakan mesin GE untuk memutar baling-baling ganda yang ada di sayapnya — masing-masing satu mesin di setiap sisi sayap.
Pesawat ini memang bukan pesawat tempur.

Tapi termasuk kategori pesawat angkut militer yang juga cocok digunakan untuk pengintaian dan patroli laut. Karena itu, desainnya juga cenderung tampak gendut.
Tetuko dirancang untuk mengangkut barang-barang kebutuhan pasukan, seperti bahan makanan amunisi, personel dan sebagainya.
Karena itu juga, bagian ekornya lebih ramping dan mesinnya terpasang di bagian sayap yang terletak di bagian atas badan utama pesawat.

Tujuannya adalah untuk memberikan ruang yang lebih luas di bagian samping dan belakang. Pasalnya, ruang lebih luas ini bisa lebih leluasa untuk pergerakan barang yang diangkut.
Tidak heran jika CN 235 diminati oleh banyak negara lain. Pesawat ini sudah diekspor ke beberapa negara, antara lain Nigeria dan Turki.
Bahkan, Tetuko dianggap sebagai alternatif yang lebih murah dan masuk akal tapi tetap dapat diandalkan daripada pesawat angkut besar seperti Lockheed C-130 Hercules.
Karena kemampuan dan kapasitasnya itu, PT Dirgantara Indonesia juga membuat versi sipil pesawat ini.
Ada beberapa maskapai yang pernah menggunakan Tetuko versi sipil, misalnya Merpati Air.
Pesawat ini menarik bukan hanya dari segi teknis tetapi juga dari filosofi yang melandasinya. Tetuko adalah nama kecil Gatotkaca, yaitu tokoh wayang yang dikenal bisa terbang. Dia adalah putra Bima atau Werkudara.

Saat masih bayi, Tetuko diterjunkan ke dalam kawah Candradimuka. Akibatnya, dia menjadi sangat kuat. Idiom yang sering digunakan untuk merujuk Tetuko atau Gatotkaca adalah otot kawat tulang besi.
Berbagai sumber