MENGAPA Pulau Kundur layak dikunjungi? Karena pulau ini merupakan pulau kelahiran sejumlah orang penting yang berjasa untuk Kepri.
Di antaranya :
1. Alm. HM Sani, mantan Bupati Karimun (2001–2005) dan mantan Gubernur Kepri (2010-2016).
2. Huzrin Hood, mantan Bupati Kepri (2001-2003), dan mantan Ketua Umum Badan Pekerja Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (BP3KR). Kini beliau lebih banyak berkecimpung di bidang kebudayaan dan sebagai Ketua Yayasan Payung Negeri.
3. Hardi Selamat Hood, anggota DPD mewakili Kepri dari tahun 2009 sampai sekarang. Dia adalah adik dari Huzin Hood.
4. Husnizar Hood, Wakil Ketua DPRD Kepulauan Riau (2015 sampai sekarang), yang juga adik Huzrin Hood.
5. Suhajar Diantoro, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kepri yang juga mantan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), dan pernah berposisi sebagai penjabat Gubernur Jambi. Kini ia menjadi Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Pemerintahan.
Naik Speed ke Kundur
Untuk ke Kundur, kita bisa menumpang speedboat dari Pelabuhan Kerimun dengan jadwal hampir setiap jam, mulai dari pukul 06.15 WIB sampai sore hari.
Dari Pelabuhan Karimun ke Kundur, ada empat pilihan pelabuhan tujuan dengan waktu tempuh yang berbeda-beda dan ongkos yang berbeda pula yakni:
1. Selat Beliah
2. Buru
3. Urung
4. Tanjungbatu
Kami berangkat dari Pelabuhan Karimun sekitar pukul 9.00 WIB dan sampai ke Pelabuhan Selat Beliah 9.20 WIB dengan ongkos hanya Rp23.000. Pelabuhan Selat Beliah ini merupakan pelabuhan yang terdekat dari Karimun.
Namun, pelabuhan ini cukup jauh dari Kota Tanjungbatu. Untuk menuju Tanjungbatu, harus menggunakan ojek, mobil carteran, maupun angkutan umum yang sudah disediakan pemerintah. Tarif angkutan umum sekali jalan Rp30.000 dengan waktu tempuh sekitar satu jam.
Dari pelabuhan, kami langsung menyewa mobil untuk menuju ke Sungai Ungar, tanah kelahiran lima tokoh penting Kepri yang saya utarakan di atas. Kami memilih Selat Beliah karena sangat dekat dengan Sungai Ungar. Jalan dari Selai Beliah ke Sungai Ungar sudah mulus beraspal sehingga waktu tempuh pun menjadi lebih singkat. Sepanjang jalan, kanan dan kiri, dipenuhi dengan macam-macam perkebunan, mulai sawit, karet, pinang, kelapa, pisang dan lainnya.
Setelah 20 menit naik mobil, kami sampai di Kampung Parit Tegak, kemudian belok ke kiri ke Kampung Parit Mangkil, Desa Sungai Ungar. Kediaman kelimanya ternyata berdekatan dan mereka adalah tetangga.
1. Rumah Masa Kecil HM Sani
Rumah pertama yang kami kunjungi adalah rumah masa kecil mantan Gubernur Kepri Alm. HM Sani. Rumahnya ada di sisi kiri jalan. Sebuah bangunan yang sangat sederhana, rumah panggung dari kayu bercat kuning, berseng merah, dengan halaman yang cukup luas. Kayu-kayu bangunan rumahnya pun tampak lapuk dengan cat yang kusam.
Di bagian teras depan, terdapat sebuah tempat potong rambut. Usaha kecil-kecilan itu dibuka oleh suami Suriani, wanita yang kini tinggal dan memelihara rumah ini.