Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Pemko Tanjungpinang Jajaki Kerja Sama dengan Lion Air untuk Rute Internasional Via RHF
    10 jam lalu
    Waspada Cuaca Ekstrem di Kepulauan Riau
    10 jam lalu
    Kakek 60 Tahun Divonis 5 Tahun Penjara karena Pencabulan Anak
    10 jam lalu
    Kunjungi Batam, Menteri Luar Negeri Singapura Perkuat Hubungan Investasi
    11 jam lalu
    Perubahan Fungsi Lahan di Batam Penyebab Utama Invasi Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Warga
    19 jam lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Penyengat Heritage Fest 2025 ; Merajut Warisan Budaya dan Alam
    10 jam lalu
    (Rencana) Incinerator Sampah di Batam
    3 hari lalu
    PORKOT Batam VI Resmi Digelar
    4 hari lalu
    SMAN 27 Resmi Berubah Jadi SMKN 12 Batam
    4 hari lalu
    Rotan Pemukul Bocah
    7 hari lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    3
    Pantai Pelawan, Karimun
    1 minggu lalu
    Pulau Kundur
    1 minggu lalu
    Pulau Karimun Besar
    2 minggu lalu
    Sulaiman Abdullah
    2 minggu lalu
    4
    Belangkas (Kepiting tapal kuda)
    3 minggu lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    #Full Hendrik; Pujakesuma di DPRD Batam
    2 bulan lalu
    #ComingSoon Hendrik; Pujakesuma di DPRD Batam
    2 bulan lalu
    #Full Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait
    2 bulan lalu
    Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait #ComingSoon
    2 bulan lalu
    Ngobrol Everywhere | Bicara Pelayanan Umum BP Batam Bersama Ariastuty Sirait
    2 bulan lalu
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2025 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
Histori

Siasat Pak Harto Selamatkan Garuda Indonesia yang Hampir Bangkrut

Editor Admin 4 tahun lalu 1.4k disimak

SEBAGAI maskapai penerbangan milik pemerintah, Garuda Indonesia pernah nyaris bangkrut saat krisis moneter.

Daftar Isi
Robby Djohan dipilih jadi Dirut GarudaGaruda Untung Ratusan Miliar

Presiden kedua RI, Soeharto, pernah mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan Garuda Indonesia yang nyaris bangkrut.

Kisah Soeharto mengatasi masalah di maskapai Garuda Indonesia merupakan bagian dari sejarah pada maskapai plat merah itu.

Dikutip  dari Historia, Garuda Indonesia hampir saja bangkrut karena utang yang besar kepada para kreditur asing. Garuda Indonesia  kondisinya menjadi sangat parah ketika krisis ekonomi pada 1998.

Saat itu nilai tukar rupiah meroket menjadi Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat.

Presiden Soeharto mengambil langkah cepat dengan menyelamatkan Garuda dengan menugaskan  Menteri BUMN pertama, Tanri Abeng, untuk menyelamatkan Garuda.

“Ini tentang Garuda yang akan dibangkrutkan oleh krediturnya. Tugas saudara menyelamatkan agar Garuda tidak di-grounded karena Garuda membawa bendera Republik,” kata Soeharto.

Soeharto lalu menyerahkan map berisi berkas Garuda kepada Tanri Abeng. Dia sampai pada  sebuah kesimpulan  bahwa tidak satu pun dari direksi Garuda saat itu yang tahu akar permasalahannya.

Seluruh direksi Garuda  harus diganti meskipun saat itu Dirutnya mantan ajudan Soeharto.

“Mengapa hanya dirutnya? Ganti seluruh direksi, di situ sudah lama ada mafia,” kata Soeharto yang menyerahkan sepenuhnya perombakan direksi Garuda kepada Tanri Abeng.

Robby Djohan dipilih jadi Dirut Garuda

DALAM “No Regrets”, Tanri Abeng mengatakan jika terdapat tiga kriteria dalam memilih Dirut Garuda yang baru.

Pertama,  keuangannya tidak berdarah-darah lagi, maka dia harus tahu keuangan. Kalau bisa dia berasal dari perbankan. Orangnya harus kredibel agar dapat dipercaya kreditur.

Kedua, harus jujur supaya dapat memberantas KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).

Ketiga, kepribadiannya harus kuat sebab dia harus melakukan perubahan.

“Kriteria itu hanya ada di Robby Djohan,” kata Tanri Abeng yang telah mengenalnya selama 20 tahun.

“Robby ketika saya tawari posisi tersebut menyatakan bahwa dia tak butuh kerjaan karena dia sudah kaya dan ingin pensiun.”

Tanri Abeng berusaha  keras membujuknya.

Robby akhirnya bersedia dengan dua syarat, “Beri saya kewenangan mengambil orang-orang yang saya mau dan kasih waktu enam jam per hari.”

Tanri Abeng  mengatakan, “Anda butuh enam, dua atau dua puluh jam sehari terserah asal pekerjaan selesai.”

Kata Rhenald Kasali dalam “Change!” Robby sendiri sebenarnya mengakui tak tahu apa-apa tentang bisnis penerbangan. Pengalaman  yang dia miliki  saat itu hanyalah menjadi penumpang. Sisanya dia habiskan  di dunia perbankan (Bank Niaga) dan perhotelan.

Hutang Garuda  kala itu mencapai 1,2 miliar dolar, lebih besar dari seluruh asetnya. Saat itu, Garuda memiliki karyawan hampir 13.000. Berbanding terbalik dengan kebutuhannya ditaksir hanya sekitar 6.000 orang.

Saat itu banyak rute yang tidak produktif, sepi penumpang tetapi dibiarkan bertahun-tahun. Garuda saat itu juga harus menghadapi citra pelayanannya  sering delay tanpa pemberitahuan.

 Hingga waktu itu Garuda kerap diplesetkan sebagai “Garuda Always Reliable Until Delay Announced“.

“Singkatnya, Garuda telah salah urus,” tulis Rhenald.

Kata  Roby Djohan dalam bukunya, “The Art of Turn Around“, manajemen Garuda tidak pernah diurus secara profesional; pengangkatan CEO tidak berdasarkan keahlian manajerial, keputusan-keputusan strategis tidak diambil oleh direksi tapi oleh siapa saja dari Cendana, BPPT, Menteri Perhubungan, atau Menteri Keuangan. Dampaknya  banyak terdapat kontrak aneh.

Dicontohkannya  pesawat Airbus 330 disewa dengan harga 1,2 juta dolar padahal hasilnya paling tinggi hanya 800 ribu dolar.

Di  hari-hari pertama kerja, Robby mendapat reaksi  demonstrasi karyawan Garuda.

Bagi mereka yang menamakan diri Tim Reformasi, Robby mengatakan, “Kesulitan utama memang adalah tidak adanya acceptance, karena organisasi seperti ini biasanya sudah dikuasai oleh establishment yang kuat.

“Sulit bagi mereka menerima seorang stranger yang dianggap belum tentu mampu atau jangan-jangan akan membubarkan establishment yang sudah dibangun. Tapi saya tidak mau mundur. Saya malah menyatakan bahwa Garuda sebenarnya sudah bangkrut dan saya di sini  berusaha memperbaikinya.”

Garuda Untung Ratusan Miliar

MENURUT Tanri Abeng, untuk menerbangkan Garuda agar bertahan di udara, Robby harus disuntik dana segar dari uang Rp 800 miliar untuk rasionalisasi karyawan. Dia percaya selama satu tahun uang  itu akan kembali.

Robby Djohan  bisa memperbaiki kinerja Garuda setelah genap tiga bulan mengambil alih kepemimpinan.

Melansir dari Kompas.com, dalam laporan yang dirilis, Garuda Indonesia pada Agustus bisa meraup laba hingga Rp 200 miliar. Banyak orang  yang  tidak percaya mengingat selama bertahun-tahun, BUMN ini terkenal selalu merugi.

“Untung! “Uangnya benar ada, bukan rekayasa,” kata Robby dikutip dari Kompas.com ketika ditemui di ruang kerjanya menanggapi respons sumir publik saat ini.

Kata Robby  perolehan laba tersebut sebenarnya bukan hal spesial. Jadi tradisi ketika di  bulan peak season Agustus-September, umumnya Garuda Indonesia memang selalu untung dari penerbangan internasional.

Saat itu rata-rata pada bulan peak season itu, load factor Garuda mencapai 87 persen dibandingkan dengan 55-60 persen pada bulan-bulan lain.

Berdasarkan pendapatan jalur internasional kedua bulan tersebut, bila dikurskan dengan nilai dollar laba Garuda memang jadi lumayan besar sampai Rp 200 miliar.

Meskipun pada   low season, load factor Garuda hanya berkisar 40-55 persen sehingga angka musim peak season bukanlah patokan.

Dirinya bukanlah pesulap yang  mengubah Garuda langsung meraup untung seketika. Namun modal keberanian juga dibutuhkan untuk menghadapi kreditur.

Robby mengerti caranya bagaimana memperlakukan debitur-debitur saat mengalami kesulitan membayar.

Dengan Emirsyah Satar, direktur keuangannya yang juga seorang bankir kemudian berangkat ke London untuk berbicara dengan Bank Exim negara-negara Eropa.

“Benar saja, mereka langsung menggebrak, mengintimidasi dengan suara keras, dan mengancam akan menyita pesawat A330 yang disewa,” tulis Rhenald.

Dengan tenang, Robby menjawab, “Saya datang bukan untuk memecahkan masalah saya tapi masalah Anda. Alasan utama mengapa Garuda kolaps adalah karena bank-bank internasional memberikan pinjaman kepada Garuda yang neraca keuangannya defisit. Dari pengalaman saya selama 30 tahun di bank, saya tidak dapat memahami itu. Dan jika Anda ingin mengambil kembali pesawat Anda, silakan lakukan karena tidak produktif bagi kami.”

“Negosiasi berlangsung alot awalnya, tapi Robby dan Emirsyah Satar tak mau mundur. Dia hanya mau membayar pinjaman dalam tempo 16 tahun dengan bunga satu persen di atas SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate). Keras, tapi bisa berakhir dengan baik,” tulis Rhenald.

Kurang dari setahun Robby memimpin, Garuda akhirnya selamat dari kebangkrutan.

“Namun, sekarang Garuda sudah enak, sudah gampang. Enggak ada lagi KKN keluarga Soeharto segala itu,” lanjut Robby di tengah acara penyerahan enam pesawat baru Boeing 737-300/-500 pada 2 Januari 1999.

Lanjutnya, fungsi manajemen telah  berjalan dengan benar. Program golden handshakes (pensiun dini) berjalan dengan lancar sehingga perumahan tahap pertama 1.596 tenaga kerja, dengan total pesangon Rp 110 miliar berlangsung mulus.

(*)

Sumber : Suar.id | Kompas | Historia | Tribunnews

Kaitan bangkrut, Garuda indonesia, histori, Robby Djohan, sejarah, Soeharto, Tanri Abeng
Admin 23 November 2021 23 November 2021
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Upah Pekerja 2022 ; “Terjepit di Antara Aturan dan Tuntutan”
Artikel Selanjutnya 90,17 Persen Warga Batam Sudah Punya Imun Terhadap Covid 19

APA YANG BARU?

Penyengat Heritage Fest 2025 ; Merajut Warisan Budaya dan Alam
Budaya 10 jam lalu 93 disimak
Pemko Tanjungpinang Jajaki Kerja Sama dengan Lion Air untuk Rute Internasional Via RHF
Artikel 10 jam lalu 98 disimak
Waspada Cuaca Ekstrem di Kepulauan Riau
Artikel 10 jam lalu 96 disimak
Kakek 60 Tahun Divonis 5 Tahun Penjara karena Pencabulan Anak
Artikel 10 jam lalu 94 disimak
Kunjungi Batam, Menteri Luar Negeri Singapura Perkuat Hubungan Investasi
Artikel 11 jam lalu 99 disimak

POPULER PEKAN INI

Bea Cukai Batam Gagalkan Penyelundupan Pasir Timah ke Thailand
Artikel 5 hari lalu 1.2k disimak
Rotan Pemukul Bocah
Catatan Netizen 7 hari lalu 645 disimak
Harapan Transparansi dalam Perubahan Aturan Kawasan Perdagangan Bebas Batam
In Depth 7 hari lalu 437 disimak
(Rencana) Incinerator Sampah di Batam
Catatan Netizen 3 hari lalu 415 disimak
Rapat Paripurna Perubahan APBD dan Perda Lingkungan Hidup di Batam
Artikel 3 hari lalu 412 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Privacy Policy
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?