DUNIA usaha berharap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dikaji ulang oleh pemerintah pusat. Pasalnya, imbas dari kenaikan BBM ini diperkirakan akan sangat beragam, terutama dapat menjadi sebab kenaikan harga barang pokok di Kepri.
“Pemerintah daerah dan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) juga harus bersiap terhadap kemungkinan lonjakan inflasi akibat adanya kenaikan harga BBM jenis Pertamax ini, apalagi jika diikuti kelangkaan Pertalite,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid, Sabtu (9/4).
Kenaikan harga BBM ini tepat menjelang Ramadhan kemarin, dimana tingkat konsumsi masyarakat relatif meningkat. “Sehingga berpotensi memicu kenaikan harga barang kebutuhan pokok,” tuturnya.
Imbas dari kenaikan harga BBM lainnya yakni terdapat potensi perpindahan konsumen yang sebelumnya mengkonsumsi BBM non subsidi jenis Pertamax ke BBM subsidi Pertalite.
“Ketika harga BBM dalam negeri memiliki disparitas terlalu jauh dengan harga BBM di luar negeri, akan ada potensi penyelundupan BBM ke luar negeri,” tuturnya.
Jadi, ia berharap Pertamina mewaspadai kelangkaan Pertalite yang merupakan BBM subsidi, akibat melonjaknya permintaan terhadap Pertalite. Jika menjadi langka, ini merugikan perekonomian nantinya,” katanya lagi.
Ia tahu bahwa tingginya kenaikan harga Pertamax, disebabkan karena pajak BBM yang tinggi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri. “Seharusnya bisa dikaji ulang lagi, terutama untuk pajak BBM Pertamax supaya disparitas harganya dengan Pertalite tidak terlalu jauh di Kepri. Sehingga nanti dapat membantu konsumen Pertamax tidak pindah ke Pertalite,” harapnya.
“Pada intinya, pasokan BBM untuk Kepri harus dijaga tetap tersedia sesuai kebutuhan, jangan sampai terjadi kelangkaan BBM di Kepri,” ucapnya.
Sebelumnya, Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax mulai 1 April kemarin. Kenaikan BBM RON 92 mulai Rp 12.500 hingga Rp 13 ribu per liter.
Terdapat tiga daerah dengan kenaikan harga Pertamax mencapai Rp 13 ribu per liter. Dikutip daei laman perseroan, harga Pertamax Rp 13.000 per liter berlaku di Bengkulu, Kepulauan Riau, dan Kota Batam. Sebelum naik, Pertamax dibanderol Rp 9.400 per liter di wilayah ini.
“Penyesuaian harga dilakukan secara selektif, hanya berlaku untuk BBM nonsubsidi yang dikonsumsi masyarakat sebesar 17 persen , di mana 14 persen merupakan jumlah konsumsi Pertamax dan 3 persen jumlah konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex,” ujar Pjs Corporate Secretary PT Pertamina PatraNiaga, SH C&T; PT Pertamina (Persero), Irto Ginting, dalam keterangan resmi (leo).