KAMERUN menjadi kuda hitam pada penyelenggaraan World Cup 1990 di Italia. Pada ajang tersebut, tim nasional asal Afrika ini mampu tampil garang seperti singa dan melibas lawan-lawannya, yang dalam catatan kertas diprediksi lebih unggul.
Keganasan Kamerun tidak lepas dari ketajaman pemain tertua sepanjang sejarah piala dunia, yakni Roger Milla. Ia dan rekan-rekannya mampu menjungkirbalikkan seluruh prediksi yang ditujukan pada mereka.
Dilansir dari Bola.net, di ajang tersebut, Milla mencetak empat gol dan menjadikan Kamerun tim pertama Afrika yang tampil di babak perempat final Piala Dunia. Hebatnya, prestasi membanggakan itu dicapai saat ia berusia 38 tahun.
Sejak saat itu Milla benar-benar mengubah cara pandang dunia terhadap sepak bola Afrika. Goyangan Milla usai mencetak gol kemudian jadi salah satu hal yang sulit dilupakan dalam sejarah Piala Dunia.
Lalu, Milla kembali membuat kejutan ketika dirinya kemudian masih menampakkan batang hidungnya di Piala Dunia 1994 Amerika Serikat dalam usia 42 tahun. Ia pun didaulat sebagai pemain tertua yang tampil di putaran final Piala Dunia.
Sempat Memutuskan Pensiun dari Timnas
Roger Milla memang besar bersama Kamerun dan atas jasanya pula nama negara tersebut kemudian menjadi besar. Total, ia sudah bertanding di tiga edisi Piala Dunia, yang pertama pada 1982 di Spanyol. Milla sempat memutuskan pensiun dari timnas pada 1987.
Tetapi negara sepertinya memang masih membutuhkan jasanya waktu itu. Tak tanggung-tanggung sang presiden Kamerun, Paul Biya, menelepon langsung Milla agar kembali ke timnas dan ikut ke Piala Dunia 1990.
Lewat Piala Dunia yang “dipaksa” ini ternyata justru membuat namanya melesat.
Pencetak Gol Tertua di Piala Dunia
Keberhasilan Kamerun menembus perempat final Piala Dunia 1990 tidak bisa dilepaskan dari peran besar Roger Milla yang berhasil mencetak empat gol. Torehan golnya tersebut hanya kalah dari pemain Italia Salvatore Schillaci dan pemain Ceko, Tomas Skuhravy di daftar pencetak gol terbanyak Piala Dunia 1990.
Memulai laga dari bangku cadangan di pertandingan melawan Rumania, gol Milla di menit ke-76 menjadikan ia sebagai pencetak gol tertua Piala Dunia yakni di usianya yang telah menginjak 38 tahun.
Pada saat itu, selebrasi gol Milla dengan menari Makossa di pojok lapangan bermula. Hingga kini, selebrasi unik Milla tersebut masih diingat para penggemar sepak bola. Penampilan gemilangnya di Piala Dunia 1990 membuat Milla dinobatkan sebagai “African Football of The Year”.
Di usia yang sudah dibilang tua tersebut, ketika kebanyakan pemain sepak bola sudah pensiun, pesepakbola yang memiliki nama lengkap Albert Roger Mooh Miller itu membuktikan usia bukanlah penghalang untuk menjadi bintang di Piala Dunia.
Tua-tua Keladi
Roger Milla sendiri ternyata masih bermain bersama Kamerun selang empat tahun kemudian pada edisi Piala Dunia 1994. Pada Turnamen yang diselenggarakan di Amerika tersebut prestasi ‘Indomitable Lions’ memang tak secemerlang edisi sebelumnya.
Kamerun hanya mampu menjadi juru kunci babak fase grup saja. Tetapi sebagai individu, Roger Milla masih mencatatkan sejarah di sana.
Milla menjadi pemain tertua yang bermain di Piala Dunia 1994 Amerika Serika di usianya 42 tahun 39 hari. Rekor tersebut baru pecah 20 tahun kemudian oleh kiper Kolombia, Faryd Mondragon yang bermain di Piala Dunia 2014 di umur 43 tahun 3 hari.
Namun hebatnya rekor yang diciptakan Milla ternyata tak hanya itu. Pada laga melawan Rusia, Kamerun memang dibantai dengan skor 6-1. Tetapi satu gol balasan yang dicetak Roger Milla tersebut menjadi rekor baru sebagai pencetak gol tertua di Piala Dunia dalam sejarah.
Rekor tersebut memecahkan rekor miliknya sendiri pada edisi sebelumnya dan masih belum terpecahkan hingga sekarang (leo).