KEKECEWAAN mendalam meledak di tengah ribuan warga Tanjung Uncang saat menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran pada Rabu (18/9/2024). Massa menuntut akses air bersih yang layak dan mendesak serta perbaikan tata kelola pengelolaan air di wilayah mereka. Sudah lebih dari 10 tahun, air bersih tidak mengalir ke tempat tinggal warga.
Aksi yang dimulai dari perumahan Putra Jaya ini berlangsung ricuh dengan pemblokiran jalan utama dan sweeping ke sejumlah perusahaan di kawasan industri. Massa aksi yang didominasi warga perumahan ini merasa sangat termarjinalkan karena selama lebih dari satu dekade, mereka harus berjuang hidup tanpa pasokan air bersih yang memadai. Demo juga digelar di depan gedung BP Batam.
“Kami sudah muak dengan janji-janji manis. Setiap hari kami harus mengantre air di hidran umum atau membeli air isi ulang. Ini bukan kehidupan yang layak!” tegas Andi, salah seorang warga yang ikut dalam aksi.
Sorotan tajam diarahkan pada Badan Pengusahaan (BP) Batam, lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan air di Batam. Massa menuding BP Batam telah gagal memenuhi kebutuhan dasar warga dan diduga melakukan penyimpangan dalam pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
“Kami minta KPK segera turun tangan untuk mengusut tuntas dugaan korupsi di BP Batam. Air adalah hak dasar manusia, bukan komoditas yang diperjualbelikan,” ujar Ahmad, orator lainnya.
Aksi Blokade dan Sweeping
DALAM aksi tersebut, massa tidak hanya melakukan orasi, tetapi juga melakukan tindakan lain. Mereka memblokade jalan utama menuju kawasan industri, menyebabkan kemacetan parah dan mengganggu aktivitas perekonomian.
Selain itu, massa juga melakukan sweeping ke sejumlah perusahaan yang diduga menikmati pasokan air bersih yang memadai sementara warga perumahan di sekitarnya kesulitan mendapatkan air.
Tuntutan Warga
PERWAKILAN warga menyampaikan beberapa tuntutan utama dalam aksi ini, antara lain:
- Pasokan air bersih yang kontinu dan berkualitas: Warga menuntut agar BP Batam segera memperbaiki sistem distribusi air dan memastikan pasokan air bersih yang cukup untuk seluruh warga.
- Transparansi pengelolaan SPAM: Warga meminta agar BP Batam membuka data terkait pengelolaan SPAM dan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
- Penyelidikan dugaan korupsi: Warga mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera melakukan penyelidikan terhadap dugaan penyimpangan dalam pengelolaan SPAM BP Batam.
- Perbaikan infrastruktur air: Warga meminta agar pemerintah segera memperbaiki infrastruktur air yang rusak dan membangun fasilitas air bersih baru.
Tanggapan BP Batam
BADAN Pengusahaan (BP) Batam mengaku tengah melakukan sejumlah langkah teknis untuk memenuhi hak atas air bagi warga Perumahan Putra Jaya, Tanjung Uncang yang terdampak pasokan air bersih.
Direktur BU SPAM Denny Tondano dalam keterangan menjelaskan upaya teknis untuk dapat mengoptimalkan suplai bagi warga Putra Jaya. Pertama adalah untuk mengoptimalkan pengaturan valve di seluruh jalur suplai ke arah Perumahan Putra Jaya.
“Ini akan meningkatkan suplai air ke Putrajaya dan meminimalisir dampak gangguan di daerah lain,” kata Deni dalam siaran pers, Rabu (18/9/2024).
Kedua, pihaknya membangun fasilitas fisik untuk memastikan terjadinya peningkatan suplai ke Perumahan Putra Jaya sehingga warga mendapatkan suplai air secepatnya.
“Tim tengah mengerjakan pemasangan ground tank di sana (Putra Jaya) dan tank kapasitas 12 m³ dan selesai dalam waktu dekat untuk bisa segera dialirkan,” katanya.
Ketiga adalah perancangan sistem Mini Booster Pump di lokasi ujung pipa distribusi utama DN500mm Putra Jaya.
“Langkah-langkah di atas terus dilakukan dan paralel dengan pengaturan suplai, PT Air Batam Hilir (ABHi) juga mengoptimalkan penambahan pengiriman mobil tangki sebagai upaya paling memungkinkan untuk dilakukan untuk saat ini,” tambahnya.
Direktur PT ABHi Mujiaman Sukirno menyadari kebutuhan air warga Putra Jaya harus dilayani dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Untuk itu pihaknya berkomitmen penuh bersama pemerintah menyelesaikan persoalan tersebut.
(dha)