RIBUAN warga Tanjung Uncang, Batam, yang melakukan aksi protes karena pasokan air yang tak mengalir di perumahan mereka, mengancam akan memboikot Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak mendatang jika krisis air di wilayah mereka terus berkepanjangan.
Frustasi dengan masalah pasokan air bersih yang tak kunjung teratasi selama lebih dari 10 tahun, mereka merasa didorong ke dinding dan tak punya pilihan lain selain menggunakan hak pilih sebagai alat desakan.
Perwakilan warga, Toni David Manalu, menegaskan bahwa aksi ini bukan yang pertama. Warga telah berulang kali menyampaikan keluhan dan tuntutan, namun janji-janji dari pihak berwenang selalu menguap begitu saja. Bahkan, Direktur Utama Badan Usaha Milik Kota (BUMD) Air Batam, Mujiaman Sukirno, pernah ditahan warga hingga dini hari karena tak kunjung memenuhi janjinya.
Sementara itu, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, membantah tudingan bahwa pihaknya menghambat penyelesaian masalah air bersih. Ia berjanji akan mencari solusi terbaik, namun warga tetap skeptis.
Mujiaman sendiri mengakui bahwa pasokan air saat ini masih belum merata dan tengah berupaya meningkatkan kapasitas pompa untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kebijakan yang kami ajukan mengulangi keadaan darurat untuk disetujui oleh BP Batam. Tindakan operasional pada malam hari ke perumahan Putra Jaya. Tiga malam ini belum mencapai beberapa blok lainnya. Kita usahakan air mengalir mulai pukul 00.00 WIB ,” kata Mujiaman.
“Mujiaman menyebut pihaknya juga akan menggesa pengerjaan booster di dekat perumahan warga. Hal itu dilakukan dalam jangka waktu 1 minggu kedepannya. Saya berkomitmen pompa yang tadi malam kita lihat seminggu,” ujarnya.
(dha)