MASALAH ketersediaan air bersih di Batam terus menjadi sorotan utama masyarakat. Keluhan terkait gangguan pasokan air, tekanan yang minim, dan keterbatasan akses terhadap air bersih, sering kali muncul dalam kehidupan sehari-hari warga. Beberapa dari mereka bahkan terpaksa menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
DALAM upaya menanggapi keluhan ini, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, mengadakan pertemuan dengan jajaran PT Air Batam Hilir (ABH), yang merupakan operator pengelola air bersih di wilayah tersebut. Pertemuan yang berlangsung pada Senin (16/12/2024). Tujuannya untuk mengevaluasi tata kelola pelayanan air bersih yang selama ini menjadi perhatian masyarakat.
“Kami ingin melihat langsung kondisi eksisting PT Moya (ABH),” sebut Amsakar Achmad.
Wakil Wali Kota menekankan bahwa peningkatan pelayanan air bersih harus menjadi prioritas.
“Pemerintah berkomitmen untuk memastikan kebutuhan masyarakat akan air bersih terpenuhi dengan baik. Ini adalah salah satu fokus utama kami ke depan,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT ABH, Mujiaman, mengakui bahwa pertumbuhan populasi di Batam menjadi tantangan signifikan.
“Pertumbuhan penduduk yang pesat tidak diimbangi dengan peningkatan ketersediaan air baku, sehingga ini menjadi tantangan besar bagi kami,” paparnya.
Mujiaman menegaskan komitmen pihaknya untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Dengan kolaborasi ini, diharapkan permasalahan air bersih di Batam dapat diatasi dan kualitas hidup warga dapat meningkat.
Produksi Air Baku di Batam
PRODUKSI air baku di Batam sering kali dikaitkan dengan pertumbuhan populasi yang pesat. Misalnya, jika produksi air baku berada di angka tertentu, sedangkan populasi terus meningkat, maka rasio ketersediaan air per kapita dapat menurun, yang berpotensi menyebabkan masalah dalam pasokan air bersih.
Direktur Badan Usaha Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Batam, Denny Tondano, dalam sebuah pernyataan beberapa waktu lalu mengakui bahwa pelayanan air dalam beberapa waktu terakhir ini memang mengalami kendala.
Kendala tersebut, kata Denny, karena adanya penambahan jumlah pelanggan, sehingga mengakibatkan air yang diproduksi saat ini tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurutnya, mesin pengelolaan air yang diterima SPAM Batam dari pengelola sebelumnya sebesar 3.600 liter per detik.
Sementara untuk kebutuhan untuk di Kota Batam saat ini, sudah mencapai 4.200 liter per detik. Sehingga, ada kekurangan sebesar 600 liter per detik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Batam.
Untuk menutupi kekurangan itu, pada tahun 2023 lalu, SPAM Batam telah membangun Instalasi Pengelolaan Air (IPA) baru berkapasitas 350 liter per detik di Waduk Duriangkang. Kemudian akan dibangun kembali dua IPA baru berkapasitas 500 liter per detik dan 230 liter per detik. Sehingga dengan penambahan tersebut, SPAM Batam dapat memproduksi 4.500 hingga 4.700 liter per detik.
“Sehingga kebutuhan 4.200 liter per detik untuk masyarakat bisa terpenuhi,” lanjutnya.
“Saya akan terus meminta ABH dan ABHi untuk terus memonitor tekanan air yang teralirkan kesana. Sekali lagi kami sampaikan, kami sedang membangun instalasi tambahan 500 liter per detik di Duriangkang dan 230 liter per detik di Tembesi yang jadwalnya akan selesai di Desember 2024 ini. Insya allah dengan selesainya itu, kebutuhan akan terpenuhi,” sebut Denny dalam pernyataan pada Selasa (20/8/2024) lalu.
(ham/dha)