ANGKA kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tercatat tergolong tidak nggi pada awal 2025 ini. Pada bulan Januari, Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam melaporkan adanya 75 kasus DBD yang tersebar di berbagai kecamatan.
Kepala Dinkes Batam, Didi Kusmarjadi, menyatakan bahwa masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
“Kasus DBD di Batam cenderung meningkat saat musim hujan. Kami mengimbau masyarakat untuk lebih aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus., ” sebut Didi.
Didi menambahkan bahwa mayoritas kasus DBD ditemukan di permukiman padat penduduk yang memiliki banyak tempat penampungan air. Kecamatan dengan angka kasus tertinggi termasuk Sekupang, Batuaji, dan Bengkong.
Untuk menanggulangi masalah ini, Pemerintah Kota Batam telah menerbitkan Surat Edaran Wali Kota Nomor 23 Tahun 2024 yang mengatur kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus DBD. Dinkes juga meluncurkan program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) yang melibatkan masyarakat dalam memantau keberadaan jentik nyamuk di lingkungan mereka.
“Kami bekerja sama dengan puskesmas untuk melakukan sosialisasi dan fogging di area yang rawan. Namun, perlu dicatat bahwa fogging bukanlah solusi utama, karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Yang terpenting adalah mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan,” jelas Didi.
Dinkes mengingatkan warga untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri sendi, dan bintik merah pada kulit.
“Kami berharap masyarakat semakin sadar akan bahaya DBD dan berkontribusi dalam upaya pencegahan. Jangan menunggu sampai kasus semakin meningkat,” tegas Didi.
Hingga saat ini, Dinkes Batam terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan upaya pencegahan berjalan efektif. Masyarakat diharapkan selalu waspada dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
(sus)