MEMASUKI perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, kenaikan harga berbagi kebutuhan pokok mulai dirasakan oleh warga Kota Batam.
Salahsatunya adalah harga ayam potong segar. Di sejumlah pasar di Batam, komoditi ini mengalami kenaikan signifikan mulai dari harga Rp35 hingga Rp40 ribu dipertengahan bulan Desember dan kini menembus Rp47 ribu per kilogram.
Lonjakan harga terpantau di beberapa pasar, termasuk Pasar Cahaya Garden, Bengkong dan Pasar Cipta Puri, Tiban.
Kenaikan harga ayam potong ini terjadi setelah sebelumnya sempat berada di kisaran Rp42 ribu hingga Rp44 ribu per kg.
Muklis, salahseorang pengelola warung makanan di Tiban mengatakan, kenaikan harga ayam sebenarnya sudah terjadi sejak sepekan lalu. Namun, menurutnya, lonjakan paling terasa terjadi dalam empat hari terakhir.
“Waah.. pusing saya, ayam semakin naik aja. Disini minggu lalu masih di kisaran Rp42 ribu sampai Rp44 ribu per kilogram. Empat hari ini naik lagi jadi Rp 47 ribu,” ungkapnya, Minggu (28/12/2025).
Ia memperkirakan, kenaikan harga dipicu oleh terbatasnya stok ayam potong di pasaran. Kondisi ini diduga berkaitan dengan libur panjang Natal dan Tahun Baru yang berdampak pada distribusi pasokan.
“Ya karena permintaan memang tinggi juga, sedangkan stok terbatas. Semua jadi naik,” sebutnya.
Menurutnya, sebelumnya pasokan ayam potong di Batam didatangkan dari Medan dan Jambi. Namun, dalam beberapa hari terakhir, pedagang mengandalkan pasokan ayam dari Tanjungpinang.
“Sekarang ayam yang dijual di Batam ini datang dari Tanjungpinang. Pasokan dari luar daerah tidak sebanyak biasanya,” katanya.
Di Pasar Cahaya Gadren Bengkong tidak jauh berbeda, harga ayam potong segar berada di kisaran Rp45 ribu per kilogram. Harga tersebut juga mengalami kenaikan dibandingkan beberapa hari sebelumnya.
Anggi, warga Sadai yang biasa belanja di pasar tersebut menilai kenaikan harga ayam menjelang akhir tahun merupakan kondisi yang relatif biasa terjadi setiap tahun.
“Kalau sudah mendekati Tahun Baru, harga ayam memang cenderung naik. Ini sudah sering terjadi, mau gimana lagi mas,” kata Anggi.
Iapun memperkirakan, meningkatnya permintaan masyarakat menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan harga, selain pasokan yang tidak selalu stabil. (*)


