KONDISI Pelabuhan Internasional Batam Centre, Batam pada Sabtu (8/2) agak berbeda jika dibanding momen akhir pekan sebelum-sebelumnya. Gedung utama pelabuhan setinggi tiga lantai ini terasa agak lengang dari massa yang biasanya ramai, baik mereka yang datang ke Batam dari Singapura dan Malaysia, maupun masyarakat lokal dan dan asing yang ingin keluar Batam.
Di lantai dasar gedung, dimana loket pembelian tiket dan pintu kedatangan terletak di sana, tidak terlihat ramai orang di sana. Hingga sekitar pukul 14.45 WIB di area tengah kawasan pun tidak terlihat ramai calon penumpang. Padahal dalam kondisi normal, pelabuhan ini selalu ramai dipadati massa yang bergerak keluar masuk Batam.
Sebelumnya, Manager Operasional PT Sinergy Tarada, Rizan Nika Astaga, pengelola Pelabuhan Internasional Batam Centre, Batam mengungkapkan memang terjadi penurunan jumlah penumpang sejak dua minggu terakhir. Kondisi ini tidak lain disebabkan oleh mewabahnya Novel Coronavirus – 2019 – nCov di negara tetangga Singapura.
Angka penurunan sendiri sudah mencapai sekitar 20 persen dibanding kondisi normal. Dimana biasanya jumlah massa yang memadati kawasan ini di hari biasa bisa mencapai angka 7 ribu jiwa, menurun hanya menyentuh sekitar 4 ribu pengunjung saja.
“Biasanya jadwal kapal itu bisa 60 sampai 70 kali bolak balik keluar masuk Batam, sekarang sudah menurun. Orang masuk Batam menurun, orang keluar Batam juga menurun,” kata Nika menjelaskan.
Penurunan yang terjadi, lanjut Nika, didominasi oleh rute Batam-Singapura PP, sementara untuk rute Batam-Malaysia masih dalam kategori wajar.
Penurunan arus keluar masuk orang untuk rute Batam-Singapura ini memang memberi dampak besar untuk Batam. Dimana jalur laut melalui Singapura menjadi pintu masuk utama kunjungan wisatawan mancanegara ke Batam. Sehingga penurunan ini memberi dampak pada melemahnya pariwisata Batam.
Kondisi ini nampaknya masih akan berlangsung mengingat Singapura masih belum kondusif, dimana temuan kasus Virus Corona terus mengalami peningkatan. Hingga Jumat (7/2) lalu, tercatat sudah ada 33 kasus Corona di pulau yang dulunya disebut Temasek ini.
Kondisi tersebut memaksa otoritas terkait setempat menaikan level kedaruratan dari semula kuning menjadi oranye. Level darurat yang disebut Disease Outbreak Response System Condition (DORSCON) ini terdiri atas empat tingkatan yaitu hijau, kuning, oranye, dan merah.
Warna Oranye sendiri menempatkan level kedaruratan yang cukup mengkhawatirkan. Hal yang melatarbelakanginya adalah semakin bertambahnya temuan kasus Corona di Singapura.
Lebih jauh, Nika mengungkapkan bahwa standar pemeriksaan di Pelabuhan Internasional Batam Centre sendiri terus dijalankan sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan. Tidak hanya menempatkan Thermal Scanner saja, pihak pelabuhan juga telah membuat imbauan kepada pengunjung untuk menggunakan masker.
“Kita sediakan masker di pusat informasi, setiap 30 menit sekali kita ingatkan penumpang untuk menggunakan masker,” kata dia.
*(bob/GoWestId)