WAKIL Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, menegaskan bahwa investasi Apple melalui tiga vendor baru di Indonesia tidak akan menghadapi hambatan berarti. Menurutnya, saat ini tinggal menunggu waktu hingga investasi tersebut terealisasi.
Meskipun Todotua belum dapat memberikan rincian terbaru mengenai perkembangan investasi tersebut, ia menyebutkan bahwa sebagian besar proyek akan berlokasi di Batam, termasuk pabrik untuk AirTag.
“Kami mendapatkan informasi bahwa sebagian besar akan beroperasi di kawasan industri Batam,” ujarnya.
Keterlibatan vendor dalam investasi Apple menjadi kunci utama, sehingga pemerintah berupaya merayu vendor-vendor tersebut untuk meningkatkan investasi, mirip dengan yang telah dilakukan di Vietnam. “Apple memiliki banyak vendor di seluruh dunia, dan sebagian besar investasi memang berasal dari mereka,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa saat ini hanya ada satu vendor Apple yang berencana mendirikan pabrik di Indonesia, sementara Vietnam sudah memiliki lebih dari 34 vendor. Rosan optimis bahwa jumlah vendor Apple akan terus bertambah, mengingat diskusi dengan dua hingga tiga vendor lainnya tengah berlangsung.
Komitmen Investasi Apple
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga telah menyetujui rencana investasi Apple untuk periode 2025-2028, termasuk penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) terkait komitmen investasi. Apple berkomitmen untuk mengikuti skema investasi inovasi yang sesuai dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Perusahaan asal Amerika Serikat ini sudah memenuhi kewajiban investasi sebesar USD 10 juta untuk periode 2020-2023. Dalam investasi baru, Apple berkolaborasi dengan ICT Luxshare, yang akan menggelontorkan USD 150 juta untuk memproduksi aksesoris AirTag di Batam, menjadikan Indonesia sebagai pemasok 65% AirTag di pasar global.
Apple juga berencana untuk memproduksi kain mesh untuk AirPods Max di Bandung, yang akan memperkuat rantai pasok globalnya.
Siklus Investasi Baru
Dalam perundingan terbaru, pemerintah dan Apple sepakat bahwa investasi ini merupakan siklus baru, bukan perpanjangan dari periode sebelumnya. Apple akan membawa USD 160 juta sebagai investasi hard cash untuk memenuhi kewajiban TKDN.
MoU tersebut juga mencakup pendirian berbagai institusi pendidikan dan pelatihan seperti Apple Software Innovation and Technology Institute dan Apple Professional Developer Academy. Diperkirakan, dampak investasi ini mencapai USD 72,3 juta, termasuk transfer teknologi dan dukungan bagi startup.
Apple juga berkomitmen untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan (R&D Center) di Indonesia, yang akan menjadi fasilitas R&D pertama Apple di Asia, melibatkan 15 perguruan tinggi dalam program Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDEC).
(sus)