KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Bintan, beberapa hari kemarin telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi masyarakat setempat. Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa api telah menghanguskan lahan seluas 8 hektare di Kelurahan Tanjung Uban Utara, Kecamatan Bintan Utara.
Asap tebal yang dihasilkan dari kebakaran tersebut telah menyebabkan kualitas udara di wilayah Bintan menurun drastis. Visibilitas terganggu, dan masyarakat mengeluhkan kesulitan bernapas serta iritasi pada mata dan tenggorokan. Akibatnya, banyak aktivitas masyarakat terganggu, mulai dari kegiatan sehari-hari hingga perekonomian lokal. Anak-anak sekolah terpaksa diliburkan, dan sejumlah penerbangan dialihkan karena jarak pandang yang terbatas.
Menanggapi kejadian ini, tim gabungan yang terdiri dari petugas pemadam kebakaran, perangkat desa, Satuan Tugas Karhutla Sebang Pereh, dan warga setempat langsung bergerak cepat untuk memadamkan api. Dengan menggunakan berbagai peralatan pemadam kebakaran, mereka berjibaku melawan kobaran api yang terus membesar.
“Kami mengerahkan seluruh sumber daya yang ada untuk mengatasi kebakaran ini,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
“Kami berharap api dapat segera dipadamkan dan dampak negatifnya dapat diminimalisir.”
Proses pemadaman api menghadapi sejumlah tantangan. Terik matahari yang menyengat dan kondisi cuaca yang kering membuat api cepat menjalar. Selain itu, medan yang sulit dijangkau juga menyulitkan petugas dalam melakukan pemadaman.
(nes)