BANJIR maut di Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan menyebabkan ratusan korban jiwa. Tercatat sedikitnya 395 orang tewas dalam peristiwa itu. Banjir maut itu juga berdampak pada setidaknya 41 ribu orang.
Seperti dilansir AFP, Jumat (15/4/2022), polisi, tentara, dan relawan penyelamat memperluas pencarian terhadap para korban yang masih hilang imbas banjir maut setelah negara itu dilanda badai paling mematikan.
Banjir “belum pernah terjadi sebelumnya”, yang mempengaruhi hampir 41.000 orang, meninggalkan jejak kehancuran, dan sedikitnya 395 orang tewas.
“Sayangnya jumlah korban jiwa terus meningkat dengan angka terakhir mencapai 395,” kata Kepala Daerah Kementerian Penanggulangan Bencana, Sipho Hlomuka, dalam sebuah pernyataan.
Kemudian, pemerintah Afrika Selatan melaporkan jumlah resmi korban yang masih hilang di Provinsi KwaZulu-Natal mencapai 55 orang.
Sementara itu, Direktur organisasi yang dikelola sukarelawan Penyelamatan Afrika Selatan, Travis Trower, mengatakan timnya hanya menemukan mayat setelah menindaklanjuti 85 panggilan pada hari Kamis (14/4) kemarin.
Kemudian, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, juga buka suara terkait insiden banjir tersebut. Dia menggambarkan banjir maut ini sebagai bencana dengan proporsi yang sangat besar … tidak terlihat sebelumnya di negara kita.
“Mari kita berdoa untuk orang-orang kita di KwaZulu-Natal agar mereka menerima penyembuhan yang diperlukan… sehingga mereka dapat melanjutkan hidup mereka,” katanya kepada jemaat gereja Tabernakel El-Shaddai di kota timur Ermelo.
(*)
sumber: detik.com