KEMUDAHAN di era digital saat ini membuat masyarakat dapat mengakses layanan belanja online dengan mudah. Minat memang boleh tinggi, tapi juga harus hati-hati. Pasalnya ketika tren belanja online produk dari luar negeri meningkat, maka tingkat penipuan juga bernasib sama. Dan banyak penipuan yang mengatasnamakan Bea dan Cukai (BC).
Saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui prosedur barang kiriman, sehingga sering terjebak dalam situasi penipuan.
Selama Januari hingga April 2022, jumlah dokumen barang kiriman di BC Batam mencapai 1.251.899. Agar terhindari dari penipuan, ada baiknya masyarakat memahami modus-modus penipuan yang sudah terungkap. Apa saja ciri-ciri penipuan bisa dilihat di bawah ini.
- umumnya korban mengenal pelaku melalui sosial media,
- umumnya pelaku mengirimkan barang dengan nominal kecil yang diterima dengan baik oleh korban dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan calon korban,
- tidak menutup kemungkinan pelaku langsung “mengirimkan” paket dengan nominal fantastis,
- pelaku sering memberikan nomor resi palsu disertai dengan foto Airway Bill (AWB) bahkan halaman pengecekan palsu,
- korban dihubungi oknum yang mengaku sebagai petugas bea cukai yang menginformasikan bahwa paket tertahan di bea cukai dan diharuskan membayar sejumlah uang untuk pengeluaran barang,
- nomor yang digunakan biasanya nomor handphone dan nomor rekening yang digunakan merupakan nomor rekening pribadi,
- dalam berbagai kasus pelaku mengancam korban apabila tidak segera melakukan pembayaran maka akan dilaporkan kepada pihak berwajib dengan berbagai alasan.
Jika sudah terkena penipuan, maka langkah pertama yang harus dilakukan yakni memastikan bahwa rekening yang diberikan bukanlah rekening pribadi, serta memastikan status barang kiriman pada laman www.beacukai.go.id/BarangKiriman atau hubungi pusat informasi kami melalui kantor BC terdekat (leo).