NIAT pemerintah kota Batam untuk memfungsikan Pasar Induk Jodoh mulai diwujudkan.
Walikota Muhammad Rudi mengatakan akan memindahkan sekitar 50 pedagang di padar induk ke tempat sementara di sekitar lokasi.
Pasar induk Jodoh akan dibersihkan dari pedagang pekan depan.
“Yang di dalam hanya tinggal 50-an. Minggu depan pedagang pasar induk sudah harus dipindah tempat baru. Pedagang akan kita relokasi ke depan sana, khusus yang dagang di dalam sini. Karena di sini akan dibangun,” kata Rudi saat meninjau pasar induk, Selasa (20/2).
Pembangunan Pasar Induk ini tinggal menunggu izin dari Kementerian Keuangan. Karena dari segi aset, sudah diserahkan oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam.
“Desain sudah dibuat Dinas Pasar (Dinas Perindustrian dan Perdagangan). Data pedagangnya juga sudah ada. Nanti betul-betul satu orang satu lapak,” ujarnya.
Rudi berharap komitmen bersama seluruh pedagang. Agar di lahan seluras 1,8 hektare yang tersedia, bisa menampung seluruh pedagang yang ada.
Bongkar Kawasan Jodoh Boulevard
SELAIN membongkar Pasar Induk, Pemerintah Kota Batam juga membersihkan kawasan Jodoh Boulevard.
Bangunan yang ada di taman Jodoh Boulevard dibongkar dan diratakan dengan jalan.
Aksi pembersihan sudah mulai dilakukan sejak selasa (20/2) pagi.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Yumasnur mengatakan pihaknya menurunkan satu unit alat berat untuk meratakan bangunan di Jodoh Boulevard.
“Hari ini satu, besok kita tambah satu lagi. Target selesai secepatnya,” kata Yumasnur.
Desain kawasan Jodoh Boulevard baru juga sudah disiapkan Pemko Batam.
Tapi untuk pembangunannya nanti ditawarkan ke pihak swasta, tidak menggunakan APBD. Karena anggaran daerah banyak diserap untuk pembangunan dan pelebaran jalan.
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR), Suhar mengatakan kawasan Jodoh Boulevard ini akan dijadikan pusat kuliner. Sesuai pernyataan Walikota, desain awal dibuat oleh Dinas CKTR. Sementara pembangunan diserahkan ke pihak swasta melalui proses lelang.
“Kita lelang pemanfaatan aset. Nanti seperti kerjasama BP dengan ATB, bentuk konsensi. Berapa lamanya, kita lihat nilai investasinya,” kata Suhar.
Desain awal yang dibuat CKTR misalnya berapa maksimal pedagang di lokasi. Kemudian berapa tinggi dan bahan atap. Sedangkan desain lain bisa disesuaikan dengan milik investor nantinya.
“Kita hanya mematok desain awal. Konten tambahan mereka. Karena biaya pembangunan full dari investor, tentu mereka punya desain juga,” sebutnya.
(*)
GoWest.ID