TANAH timbunan dibiarkan tertumpuk, tanpa diberikan pengaman, sehingga memungkinkan terbawa arus air dan abrasi, yang mengakibatkan air laut jadi berubah warna.
Tampak juga adanya penyempitan di ujung penimbunan yang berseberangan dengan area wisata Golden City (Golden Prawn), Bengkong, Batam.
UNTUK memastikan adanya aktifitas penimbunan pantai dan alur sungai yang berada di kawasan Teluk Tering yang cukup meresahkan warga dan nelayan Bengkong, kru Gowest Indonesia melihat langsung kelokasi kegiatan reklamasi yang dimaksud.
Suasana pantai cukup tenang, dan saat itu, sekitar pukul 10.00 Wib, air pasang mulai naik. Sebagian air laut yang berada dipinggiran, nampak terlihat coklat, yang kemungkinan tercampur dengan tanah-tanah timbunan.
Rabu Darmawan, nelayan asal Bengkong Laut itu bercerita, bahwa semenjak adanya penimbunan di bibir pantai Teluk Tering tersebut, hasil tangkapannya jauh menurun dibandingkan dengan sebelumnya.
Memasuki lokasi penimbunan, dari arah laut terlihat jelas bahwa penimbunan tersebut sangat masif dan seolah-olah mengabaikan faktor resiko kerusakan lingkungan.
Tanah timbunan dibiarkan tertumpuk, tanpa diberikan pengaman, sehingga memungkinkan terbawa arus air dan abrasi, yang mengakibatkan air laut jadi berubah warna.
Tampak juga adanya penyempitan di ujung penimbunan yang berseberangan dengan area wisata Golden City (Golden Prawn).
Jika dilihat dari arah belakang bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), terlihat jelas alur sungai yang ditimbun menyerupai bangunan bendungan atau Dam.
(zah/ham)