MATA uang Rupiah ditutup melemah di posisi Rp 14.256 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (29/12/2021) sore, menyusul kenaikan suku bunga yang akan segera dilakukan oleh Federal Reserve AS.
Mata uang Garuda melemah 42 poin atau 0,3 persen dari Rp 14.214 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Selasa (28/12/2021) lalu.
Begitu juga dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp 14.265 per dolar AS atau melemah dari Rp 14.237 per dolar AS pada Selasa kemarin.
Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya, seperti peso Filipina minus 1,07 persen, rupee India minus 0,23 persen, yen Jepang minus 0,1 persen, ringgit Malaysia minus 0,06 persen, yuan China minus 0,05 persen, dan dolar Singapura minus 0,01 persen.
Sementara beberapa mata uang Asia lain berlabuh ke zona hijau. Won Korea Selatan menguat 0,13 persen, baht Thailand 0,07 persen, dan dolar Hong Kong 0,02 persen.
Kondisi serupa terjadi di jajaran mata uang utama negara maju, di mana mayoritas ada di zona merah. Euro Eropa melemah 0,11 persen, poundsterling Inggris minus 0,04 persen, dan franc Swiss minus 0,03 persen.
Namun, dolar Australia menguat 0,08 persen, dolar Kanada 0,05 persen, dan rubel Rusia stagnan.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda, Berjangka Ibrahim Assuaibi, mengatakan rupiah melemah karena dolar AS berbalik menguat dari sejumlah mata uang di dunia. Penguatan terjadi seiring meredanya sentimen negatif di pasar keuangan jelang libur Tahun Baru 2022.
“Banyak pedagang (trader di bursa saham) mengambil cuti untuk Natal dan Tahun Baru,” ucap Ibrahim.
Selain itu, menurutnya, penguatan dolar AS juga dipengaruhi perubahan kebijakan masa karantina pasien Covid-19 di Negeri Paman Sam dari 10 hari menjadi 5 hari.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik tipis 2,33 poin atau 0,04% ke 6.600,67 pada akhir perdagangan Rabu (29/12).
Dilansir RTI Infokom, investor melakukan transaksi sebesar Rp 9,82 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 34,80 miliar saham. Pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp68,14 miliar.
Pada penutupan kali ini, 222 saham menguat, 306 terkoreksi, dan 146 lainnya stagnan. Terpantau, enam dari sebelas indeks sektoral melemah, dipimpin oleh sektor properti dan real estat sebesar minus 0,58 persen.
Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah IDX Sektor Teknologi yang naik 1,21%, IDX Sektor Kesehatan naik 0,68% dan IDX Sektor Infrastruktur yang naik 0,50%.
Sedangkan indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah IDX Sektor Energi yang turun 0,32%, IDX Sektor Properti turun 0,23% dan IDX Sektor Transportasi yang turun 0,17%.
Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 34,80 miliar saham dengan total nilai Rp 9,82 triliun.
Bergeser ke bursa asing, mayoritas bursa saham Asia nampak memerah. Tercatat, indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,56 persen, indeks Hang Seng Composite di Hong Kong turun 1,21 persen dan indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,89 persen.
Sementara bursa saham Eropa tampak bervariasi. Terpantau, indeks FTSE 100 di Inggris turun 0,02 persen, indeks CAC 40 di Perancis naik 0,57 persen, dan indeks DAX di Jerman naik 0,81 persen.
Sama seperti Asia, bursa Amerika juga kompak memerah. Indeks S&P; 500 turun 0,10 persen, indeks NYSE turun 0,04 persen, sementara indeks NASDAQ turun 0,56 persen.
sumber: CNNIndonesia | Kontan.co.id