INTENSITAS latihan selalu terlihat dalam cara kita melakukan aktivitas fisik sehari-hari seperti jalan kaki, lari, hingga bersepeda.
Seseorang yang kerap melakukan intensitas latihan akan berbeda dibanding dengan yang tidak.
Hal tersebut nampak dari aktivitas napas, detak jantung, dan munculnya keringat serta lelah pada otot.
Pengertian menurut Weight Watchers (WW), intensitas latihan adalah jumlah kekuatan fisik, yang dinyatakan sebagai persentase maksimum yang digunakan tubuh dalam melakukan suatu aktivitas.
Cara Menghitung Intensitas Latihan
Untuk menentukan kadar intensitas latihan, khususnya untuk perkembangan daya tahan kardiovaskuler, dapat diterapkan teori katch dan meardle.
Mengutip jurnal Sosialisasi Menjaga Kebugaran Jasmani saat Pandemi Covid-19 pada Sekolah
Keterbakatan Olahraga Tingkat SMA di Kabupaten Kulonprogo karya Asna Syafitri Sari, Antonius Tri Wibowo, dan Erni Cahya Gupita, berikut adalah langkah menghitung intensitas latihan:
Teori Katch dan Meardle
Penerapan teori katch dan meardle untuk menghitung kadar intensitas latihan sangatlah mudah.
Yakni hitung frekuensi denyut nadi maksimal (DNM) dengan rumus DNM=220-umur.
Sebagai contoh, seseorang yang berumur 20 tahun seharusnya memiliki DNM 200 denyut/menit.
Setelah itu, angka yang didapat dimasukkan ke dalam takaran intensitas latihan:
- Untuk olahraga prestasi: antara 80-90 persen dari DNM.
Artinya, bagi atlet berumur 20 tahun, takaran yang harus dicapai dalam latihan adalah 80-90 persen dari 200, yakni 160-180 denyut nadi/menit.
- Untuk olahraga kesehatan: antara 70-85 persen
Artinya, untuk orang yang berusia 40 tahun dan berolahraga sekadar menjaga kesehatan maupun kondisi fisik, takaran intensitas latihannya sebaiknya adalah 70-85 dari DNM (180) yakni 126-153 denyut per menit.
(*)
Sumber : WW | KOMPAS