ANGKA stunting atau kekerdilan di Kota Batam masih terbilang tinggi. Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2 dan KB) Kota Batam, tahun 2023 sekitar 1.207 balita mengalami stunting.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Dinas P3AP2 dan KB Kota Batam, Royhandy Rifanto. Kendati demikian, kata dia, angka tersebut telah mengalami penurunan secara signifikan dari tahun ke tahun.
Menurut dia, pada 2020 terdapat 3.876 balita stunting, 2021 mengalami penurunan menjadi 3.367 balita stunting. Kemudian, pada tahun 2022 menjadi 1.441 balita stunting, dan pada 2023 kembali turun menjadi 1.207 balita alami stunting.
“Audit kasus dilakukan dua kali per semester. Kegiatan ini juga akan membahas hasil rencana tindak lanjut kasus yang ditemukan pada semester dua di 2022,” kata Royhandy, dikutip dari Antara, Rabu (26/5/2013).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin Hamid, menyampaikan melalui audit kasus stunting, bertujuan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya pencegahan.
Ia menjelaskan, salah satu misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 indikator dan targetnya adalah prevalensi stunting pada balita yaitu 14 persen pada tahun 2024.
Untuk percepatan penurunan angka stunting, Jefridin juga meminta agar dilakukan sosialisasi dalam hal penanganan dan pencegahan stunting.
“Sosialisasi ini menurut saya bisa dilakukan melalui media sosial maupun radio dan televisi,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menyampaikan bahwa masyarakat Kota Batam memiliki peran yang penting sebagai perpanjang tangan pemerintah dalam upaya mengurangi prevalensi stunting.
Amsakar yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Kota Batam, mengungkapkan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya ini.
Ia secara khususnya memberikan penghargaan kepada BKKBN Kepri, TNI/Polri, rekan-rekan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kepala puskesmas, serta tenaga pendamping keluarga (TPK) yang terdiri dari kader Posyandu, Bidan, kader kelurahan siaga, kader KB, dan kader TP PKK.
“Masalah stunting ini dianggap sebagai tugas bersama dalam upaya menekan prevalensi stunting di Kota Batam,” imbuhnya.
(*/ade)