KARTU kredit adalah alat pembayaran yang sekarang sudah lazim digunakan selain kartu debit dan uang tunai. Dengan kartu ini, pembayaran menjadi lebih praktis.
Dilansir dari CheatSheet, sebuah studi dari Capital One menunjukkan banyak konsumen yang kebingungan menggunakan kartu kredit. Studi itu menunjukkan 53 persen responden sangat percaya diri dalam memahami kredit, 31 persen berpikir penutupan kartu kredit yang tidak terpakai, bagus untuk keuangan.
Saran-saran penggunaan kartu kredit pun banyak ditemukan. Namun, tidak semua saran tersebut bermanfaat untuk penggunaan kartu kredit. Saran-saran ini ditujukan bagi masyarakat Amerika Serikat, namun bisa diterapkan di Indonesia. Apa saja?
Pertama, menggunakan semua tabungan untuk membayar tagihan.
Jangan sampai menggunakan tabungan untuk membayar utang. Alangkah lebih baik memiliki anggaran tersendiri untuk membayar tagihan kartu kredit. Jangan lupakan mengalokasikan dana darurat untuk kebutuhan mendadak.
Kedua, berhenti membayar tagihan kartu kredit.
Lho apa salahnya. Ya, berhentilah membayar tagihan kartu kredit dan menggunakan bantuan perusahaan untuk menegosiasikan jumlah utang yang dibayar. Itu adalah saran yang terburuk. Itu bisa merusak kualitas kredit seseorang.
Ketiga, menutup akun kartu kredit lawas.
Saran ini terdengar bagus, tapi nyatanya tidak. Panjangnya riwayat kredit seseorang merupakan penilaian dari utang. Menutup akun kartu kredit yang paling lama justru akan membuat dia memiliki riwayat utang yang singkat. Padahal, penilaian utang ini bermanfaat ketika mengajukan pinjaman pembiayaan properti. Peminjam biasanya akan melihat sejarah utang seseorang dan mereka suka dengan riwayat utang yang lebih panjang. ***