SEHARI setelah terjadi peristiwa G30S/PKI, persiapan-persiapan dilakukan untuk menyerang Halim Perdanakusuma, lokasi yang diduga menjadi basis gerakan yang telah menculik para jenderal Angkatan Darat.
Tim Kostrad mendapat informasi bahwa AURI akan menyerang markas Kostrad dari udara. Akibatnya markas kostrad untuk sementara waktu dipindahkan ke Senayan, Jakarta Selatan.
Pada pukul 3.00 pagi, pasukan RPKAD dan Batalyon 328/Para Kujang bergerak untuk menduduki Halim. karena terjadi perlawanan yang cukup gencar dari pasukan pemberontak yang ada di pangkalan tersebut, maka Halim baru dapat dikuasai tiga jam kemudian. Ketika itu ternyata bahwa para sukarelawan-sukarelawan PKI telah dibubarkan dan meninggalkan Halim.
Selain itu, Batalyon 454/Diponegoro yang membantu pemberontak PKI tidak bersedia meninggalkan daerah Halim, sampai ada perintah dari Presiden/Panglima tertinggi ABRI.
Siang itu, Mayor Jenderal Soeharto menghadap Presiden Soekarno di Istana Bogor untuk memenuhi panggilannya. Dalam pertemuan, Presiden Soekarno didampingi oleh Menpangau Laksdya. Omar Dhani, dan Mayjen. Pranoto Reksosamudro.
Kepada Mayjen. Soeharto, Presiden Soekarno menjelaskan bahwa Angkatan Darat tidak perlu mencurigai AURI karena AURI tidak terlibat dengan Gerakan 30 September. Kepadanya juga diberitahukan oleh Presiden bahwa Mayjen. Pranoto Reksosamudro telah diangkat menjadi Pelaksana Harian pimpinan Angkatan Darat, sementara pimpinannya dipegang sendiri oleh Presiden Soekarno.
Menanggapi penjelasan Presiden, Soeharto mengatakan bahwa “mungkin AURI tidak terlibat, tetapi oknum-oknum AURI banyak terlibat. Ada bukti bahwa anggota-anggota Gerwani dan Pemuda Rakyat, sebagai ormas PKI, mengadakan latihan militer di Lubang Buaya, yang merupakan wilayah AURI. Bahkan senjata-senjata mereka juga berasal dari senjata organik AURI.”
Meskipun dibantah oleh Menpangau Omar Dhani, namun Mayor Jenderal Soeharto membawa bukti sebuah senjata “Chung”, yang dirampas dari Pemuda Rakyat di Lubang Buaya, yang bernomor register AURI.
(ham)
Seperti yang dikutip dari situs hmsoeharto.id - Jejak Langkah Pak Harto 2 Oktober 1965 - 2 Oktober 1991