HASIL jajak pendapat tentang pilihan masyarakat Timor Timur (kini Timor Leste, pen ) diumumkan di kota Dilli dan PBB.
Pilihannya ada dua. Menerima otonomi khusus atau berpisah dengan NKRI.
Hasil referendum yang diumumkan, 78,5 persen penduduk menolak otonomi khusus dan memilih untuk memisahkan diri dari NKRI. Artinya, Timor Timur lepas dari Indonesia.

Lepasnya Timor-timur dari Indonesia tidak lepas dari dukungan politik Australia. Setelah pada awalnya menyatakan dukungan atas keutuhan Indonesia, pada 8 Februari 1999 Australia secara tegas mengusulkan lepasnya Timor Timur dari Indonesia.
Selanjutnya, selanjutnya mereka terlibat secara aktif. Baik melalui opini maupun militer, dalam upaya ‘melepaskan’ Timor Timur dari Indonesia.
Selama berbulan-bulan sebelum jajak pendapat di Timtim, pasukan-pasukan intelijen dan helikopter-helikopter Australia mondar-mandir masuk ke wilayah Indonesia, bahkan sampai masuk ke kawasan Maluku Tenggara.

Hasil jajak pendapat yang akhirnya diumumkan, mengakhiri keterlibatan Indonesia dalam pembangunan di propinsi termuda Indonesia itu sejak 1978.
Tentara Nasional kita yang selama ini bertugas menjaga dan mempertahankan kedaulatan NKRI di sana, akhirnya ditarik dari bumi Lorosae. Ini menjadi catatan perjalanan bangsa kita.
Video di atas menampilkan saat-saat akhir pasukan TNI kita bertugas di Bumi Lorosae, Timor Timur pada 1999. Merupakan dokumentasi lama yang menjadi catatan sejarah perjalanan bangsa ini.
Timor Timur pernah menjadi bagian dari kita.
(*)