PELAKSANAAN pengerjaan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tahap I yang dilakukan Kantor Pengelolaan Air BP Batam dengan Kontraktor pelaksana Hansol EME hingga akhir tahun 2019 ini, belum mencapai target yang sudah ditetapkan diawal pelaksanaan proyek.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi 4 BP Batam, Syahril Japarin dalam acara jumpa pers pada Selasa (31/12) pagi di gedung Marketing BP Batam.
Kepada awak media Syahril menjelaskan, dari total kerjaan 100 % tahap I, target yang ditetapkan untuk projek ini sebesar 83,2 % hingga akhir Desember 2019. Namun realisasinya baru mencapai 78,2 % jadi masih ada kekurangan sebanyak 5 % lagi.
Menurut Syharil berbagai faktor jadi penyebab terkendalanya pelaksanaan proyek ini diantaranya, belum sepenuhnya warga perumahan menerima dan memahami proyek IPAL, kurang optimalnya sosialisasi K3 proyek IPAL, minimnya pengalaman perusahaan subkon dilapangan, faktor cuaca yang ekstrim dan banyak tumpang tindihnya instalasi sarana utilitas yang sudah ada.
“Projek Air Limbah ini bukan sesuatu yang biasa. Harapan kita dengan adanya proyek ini, Batam akan setara dengan kota besar lainya yang sudah melaksanakan proyek ini. Akan tetapi masih banyak kendala dilapangan sehingga projek ini sedikit terlambat dari target. Untuk itu kita mohon maaf dan mohon dukungan dari semuanya agar program ini berjalan dengan baik” kata Syahril.
Sementara itu Kepala Bidang Pengelolaan Limbah Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, Iyus Rusmana menjelaskan proyek IPAL tahap I yang menyerap dana 50 Juta USD soft loan dari ECDF Korea Selatan dan 5 Juta USD dana pendampingan dari BP Batam ini, dialokasikan untuk membangun 1 WWTP dengan kapasitas 20 ribu kubik/ hari atau 230 lt/ dtk, membangun Instalasi pengolahan limbah menjadi Kompos, membangun 5 unit stasiun Pompa, membangun pipa IPAL 114 KM dan 11.000 titik pipa IPAL ke rumah-rumah.
Terkait melesetnya pencapaian pekerjaan, Iyus menambahkan pihaknya tidak memungkiri kondisi tersebut dan pihaknya telah berupaya terus mengevaluasi setiap pelaksanaan pekerjaan.
“Ya kita terus evaluasi setiap tahapan pekerjaan. Jika terkendalanya di sisi pihak perusahaan Subkon kita evaluasi pekerjaan mereka, dan jika terus melakukan kelalaian kita putus hubungan kerja dengan mereka” kata Iyus.
Sebagaimana yang diketahui BP Batam dalam pelaksanaan proyek IPAL ini menggandeng pihak Hansol EME dari Korea Selatan sebagai kontraktor utama, dan untuk pelaksanaan pekerjaan dilapangan Hansol EME menggandeng 18 perusahaan sebagai Sub kontraktor dari perusahaan lokal Batam.
Menurut Richard Kim, perwakilan Hansol EME yang hadir saat jumpa pers, 18 sub kontraktor ini terdiri dari 15 perusahaan subkon pemasangan pipa utama dan 3 subkon untuk pekerjaan instalasi pipa ke rumah warga. Menurutnya kemitraan dengan lokal Sub Kontraktor ini untuk memudahkan pekerjaan dilpangan. Kim juga menambahkan, pada bulan Februari 2020 seluruh pekerjaan akan terselesaikan dan memberkan jaminan perwatan selama 1 tahun setelah selesai jika terjadi kerusakan.
*(zhr/GoWestId)