VIRUS Covid-19 yang sudah beberapa bulan belakangan bergentayangan, mulai menyentuh masyarakat di pesisir pulau Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Memang belum sampai pada tahapan penularan, baik ODP, PDP, maupun pasien positif Covid-19. Karena memang di Batam baru tiga orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 hingga saat ini.
Sentuhan yang dirasakan, lebih kepada dampak ekonomi yang mulai mengganggu stabilitas di masyarakat yang umumnya berprofesi sebagai nelayan ini. Di Kampung Cate, Kelurahan Rempang Cate, Kecamatan Galang, Batam, para nelayan mulai kesulitan memasarkan hasil tangkapan mereka. Sebab penampung atau pengepul yang ada di sana tidak lagi bisa lagi optimal mendistribusikan hasil tangkapan mereka.
Kondisi ini sudah berjalan sekitar seminggu belakangan. Memang para nelayan masih tetap melalut, tapi hasilnya hanya untuk keperluan makan sehari-hari dan dijual untuk warga lain di kampong. Kalaupun ada yang membeli, hasil tangkapan mereka dibeli dengan harga yang sangat murah, sehingga warga memilih untuk mengonsumsi sendiri tangkapan mereka.
“Biasa harga Udang Rp 50 ribu, sekarang tinggal Rp 20 ribu, lebih baik buat makan sendiri,” kata Boy Harianto, salah satu warga Kampung Cate, ketika dihubungi pada Sabtu (28/3).
Kondisi ini, diakui Boy sudah mulai dikhawatirkan warga. Akan sangat mengganggu jika keadaan ini berlangsung dalam waktu lama. Padahal pemanfaatan hasil laut ini adalah mata pencarian uama hampir semua warga yang ada di kampungnya ini.
Ayah satu putra ini meyakini kondisi serupa juga berlaku pada kampong-kampung lain di Kecamatan Galang ini. Ia berharap ada perhatian pemerintah terhadap keadaan mereka di pesisir yang tidak bisa berbuat banyak. Sementara makan dan minum adalah kebutuhan yang wajib tetap terpenuhi apapun kondisinya.
“Pokoknya semua barang tak ada harga, Cumi, Ketam (Kepiting dan Rajungan), kalau begini terus tak bisa beli beras kami,” kata Boy lagi.
*(Bob/GoWestID)


