TAHUN 2020 begitu berat bagi sepak bola Indonesia. Virus korona yang ditetapkan sebagai pandemi pada 14 Maret, praktis kompetisi pun ditunda hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Lalu, PSSI mengadakan pertemuan dengan klub-klub Liga 1 dan Liga 2, Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia, serta Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia pada 2 Juni untuk menentukan nasib kompetisi.
Semua pihak sepakat agar kompetisi tetap dilanjutkan setidaknya pada Oktober. Namun pada September, akibat izin dari kepolisian tak bisa keluar, kompetisi kembali ditunda dan sepakat akan melanjutkan kompetisi pada awal tahun 2021.
Kompetisi tak Bergulir Pengaruhi Timnas Senior
Lantaran status kompetisi yang tak menentu, kualitas timnas Indonesia pun dikhawatir menurun. Apalagi tim Merah Putih masih harus melanjutkan kualifikasi Piala Dunia 2020 zona Asia pada Maret 2021 nanti.
Kompetisi tak Bergulir Pengaruhi Timnas Senior
Lantaran status kompetisi yang tak menentu, kualitas timnas Indonesia pun dikhawatir menurun. Apalagi tim Merah Putih masih harus melanjutkan kualifikasi Piala Dunia 2020 zona Asia pada Maret 2021 nanti.
Dengan absennya kompetisi, para pemain pun kesulitan menjaga kebugaran fisik mereka. Selain itu, semangat kompetitif mereka yang ditempa melalui pertandingan pun menjadi sorotan. Ditambah lagi, Piala AFF digeser ke April hingga Mei 2021. Jika sesuai jadwal, Piala AFF harusnya digelar pada November hingga Desember 2020, namun pandemi memaksa kompetisi tersebut dipindahkan ke tahun depan.
Tapi lagi-lagi absennya kompetisi menjadi kendala. Pelatih Shin Tae-yong akan kesulitan memilih pemain yang layak masuk timnas karena mereka tak bisa menunjukkan kemampuan dengan absennya kompetisi.
Indispliner Jadi Masalah Timnas U-19
Akibat kompetisi nasional ditunda, perhatian pecinta sepak bola Tanah Air beralih ke timnas. Terutama timnas Indonesia U-19 yang melakoni persiapan Piala Dunia U-20 yang akan digelar di rumah sendiri pada 2021 mendatang.
Namun belum juga pemusatan latihan dimulai, masalah sudah muncul. Dua pemain timnas U-19, Sery Ephy Fano dan Ahmad Afhridzal dicoret dari susunan pemain yang akan dibawa ke Kroasia untuk TC akibat tindakan indispliner terlambat latihan pada Agustus.
Tapi Serdy tampaknya tak belajar dari kesalahan. Pada Desember, Serdy kedapatan dugem dan hal ini membuat klubnya, Bhayangkara Solo FC, mengambil tindakan tegas dengan memecat penyerang 17 tahun tersebut dipecat dari klubnya.
(*)
Sumber : medcom