TAHUN 2021 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) meluncurkan program Merdeka Belajar ke-8, berupa SMK Pusat Keunggulan (PK) untuk menjadi penggerak bagi sekolah lainnya agar meningkatkan kualitas dan kinerja sehingga mampu mencapai standar dunia kerja.
Dengan begitu, jumlah lulusan SMK yang memperoleh pekerjaan dan berwirausaha dalam satu tahun setelah kelulusan akan mengalami peningkatan.
Mengutip keterangan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto dilaman kemdikbud.go.id, dengan karakter yang unggul, diharapkan SMK PK bisa mengimbaskan keunggulannya, bisa menjadi pelatih sehingga unggulnya bersama-sama.
Juga, infrastruktur yang diberikan ke SMK Pusat Keunggulan boleh digunakan bersama dengan SMK lain untuk mengembangkan diri.
Dirjen Diksi juga menjelaskan program SMK Pusat Keunggulan bukan bertujuan untuk membentuk sekolah favorit atau menjadikannya “menara gading” bagi sekolah lainnya. Namun, sebagai tempat bersama untuk mengembangkan SMK yang ada di lingkungannya.
“Intinya, adanya kolaborasi sekolah yang ada di sekitarnya, SMK Pusat Keunggulan menjadi pengimbas bagi SMK lain,” jelas Wikan.
Dalam penjelasannya, Wikan menyampiakan terkait latar belakang dikeluarkannya kebijakan Program Merdeka Belajar ke-8: SMK Pusat Keunggulan. Menurutnya, selama ini Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan SMK terkait pemenuhan kebutuhan tenaga kerja.
Untuk itu, diperlukan adanya solusi yang komprehensif untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK sejalan dengan kebutuhan dunia kerja.
SMKN 1 Batam Siap Bertransformasi Menuju SMK Pusat Keunggulan
Adanya program baru dari Kemendikbud RI ini, cukup antusias direspon oleh pihak sekolah kejuruan (SMK) diseluruh Indonesia. Salahsatunya adalah SMKN 1 Batam, Kepulauan Riau.
Menurut Kepala SMKN 1 Batam, Lea Lindrawijaya Suroso M.Pd, dengan program SMK PK ini bagian dari upaya pemerintah dalam penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, khususnya lulusan SMK untuk masuk dunia industri (kerja) dengan kemampuan yang handal dan dibutuhkan dipasar tenaga kerja.
Lea Suroso berharap bahwa program SMK Pusat Keunggulan menjadi pendorong bagi banyak SMK untuk bermitra lebih erat dengan industri. Karenanya, kemitraan dengan industri sejatinya harus mampu mendongkrak pembelajaran yang aktif, inovatif dan dinamis bersama industri.
“Manfaat-manfaat (pelatihan bersama industri) seperti ini senantiasa akan membantu kami mengembangkan sekolah dan kualitas lulusan sekolah kami, terlebih jika kami juga bisa melakukan “getok tular” pengalaman dan kemampuan kami kepada SMK-SMK lain,” jelas Lea, belum lama ini.
Mengenai kesiapan SMKN 1 Batam dalam program SMK Pusat Keunggulan, Lea mengatakan pihaknya telah mempersiapakan segala sesuatunya dan berharap sekolah yang telah dipimpinya hampir 12 tahun ini, mendapatkan kepercayaan menjadi SMK PK di kota Batam.
“Kami SMKN 1 Batam siap bertransformasi dari SMK yang direvitalisasi ke SMK Pusat Keunggulan. Hal ini menjadi sesuatu yang sangat berharga, karena kami memiliki kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan sekolah sehingga bisa dijadikan contoh bagi SMK-SMK lain, teristimewa SMK-SMK di Kota Batam maupun di Provinsi Kepulauan Riau” ujarnya.
Dengan Misi menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara global menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang ada di dunia usaha dan dunia industri, Lea menjelaskan, saat ini SMKN 1 Batam memiliki 6 kelas kompetensi keahlian yang, teridir dari teknik mekatronika, otomasi industri, teknik pengelasan, teknik pemesinan, teknik komputer dan jaringan serta teknik elektronika industri.
“Dalam perencanaan, penataan gedung dan bangunan ke 6 kompetensi keahlian ini, akan ditempatkan di masing-masing lokasi berdasarkan kompetensi Keahliannya. Oleh karena itu tahun ini kami mengajukan atau mengusulkan ke pusat untuk mendapatkan bantuan program SMK Pusat Keunggulan untuk kompetensi keahlian Elektronika Industri. Sebelumya, bertahun-tahun kompetensi keahlian ini bergabung satu gedung dengan kompetensi keahlian Otomasi Industri. Sehingga tahun ini teknik Elektronika masih membutuhkan akses tambahan untuk ruang praktik siswa dan ruang untuk belajar teori” tambah Lea Suroso.
Dalam perkembanganya, hingga saat ini sekolah yang memiliki area lahan seluas 5 hektar di kawasan Kecamatan Batu Aji, Kota Batam ini, tercatat memiliki siswa didik sebanyak 2108 dan dari jumlah tersebut, 476 orang siswa bidang keahlian komptensi Elektornika Industri.
Dengan memiliki Patner dunia usaha dan dunia industri hampir 200 partner dan 61 diantaranya adalah mitra industri dengan kompetensi keahlian teknik elektronika industri, SMKN 1 Batam memiliki target 5 sampai 10% membuka usaha, kemudian 5 sampai20% melanjutkan keperguruan tinggi dan 80 sampai 90% bekerja.
Terkait upaya yang tengah dilakukan untuk menjadi SMK PK tahun ini, perempuan yang memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan dari dalam dan luar negeri ini, bersyukur mendapat dukungan dari semua kalangan khususnya dari Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau.
“Alhamdulillah dalam pengembangan sekolah SMK Negeri 1 Batam, kami selalu mendapatkan dukungan dari pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Pemerintah Kota Batam dan melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. Untuk Pengajuan SMK PK tahun ini untuk kompetensi keahlian elektronika industri, kami didukung penuh yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau” pungkas Lea Suroso.
*(Zhr/GoWestId)