JALUR baru Jalan Gajah Mada yang saat ini tengah dibangun Badan Pengusahaan (BP) Batam dirancang dengan kemiringan lebih rendah agar memudahkan kendaraan berat melaju.
“Jalan yang lama itu kemiringannya sekitar empat persen. Maka, agar tidak ada lagi kasus trailer mogok yang menyebabkan kemacetan, kemiringan jalur baru tersebut dirancang hanya empat persen,” kata Pejabat Pembuat Komitmen PNBP dan RM Proyek tersebut, M Gazali Djajasasmita, Jumat (2/7).
Kemiringan empat persen dinilai aman buat kendaraan berat. Sementara itu, proyek yang dijadwalkan selesai November 2022 ini sudah rampung 35 persen, dan saat ini memasuki pekerjaan yang paling rumit yakni cut to fill atau pemotongan lahan.
“Kami tidak datangkan tanah dari luar, melainkan tanah untuk timbunan yang dipotong di lokasi,” ungkapnya.
Jalur baru ini terdiri dari dua ruas, yakni ruas pertama dari setelah Waduk Sei Ladi menuju kawasan sebelum Tiban Kampung. Kemudian, ruas kedua dari depan Pura dekat UIB menuju kawasan sebelum Tiban Kampung.
“Ruas kedua nanti untuk kendaraan biasa, yang dikoneksikan dengan jalur lama. Sementara kendaraan berat masuk jalur lama, kemudian belok menuju jalan ruas pertama,” paparnya.
Sebagaimana yang diketahui ruas jalan Gajah Mada baik dari arah Simpang Jam maupun dari Baloi menuju ke kawasan Tiban dan Sekupang ataupun sebaliknya dari arah Tiban ke arah Nagoya dan Batam Centre, adalah satu-satunya akses jalan penghubung.
Semua jenis kendaraan masuk ke dalam ruas jalan tersebut dan cukup tinggi traffic lalulalang aktifitas kendaraan.
Sehingga jika terjadi kecelakan lalulintas ataupun kendaraan mogok apalagi kendaraan dengan tonase yang besar, akan mengakibatkan kemacetan yang luarbiasa.
*(rky/GoWest)


