MATA uang rupiah dibuka melemah di hadapan dolar AS pada perdagangan pagi ini, Senin (24/2/2022). Nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.348 per dolar AS, melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp 14.347 per dolar AS.
Seakan kompak, mayoritas mata uang di Asia juga melemah pada pagi ini. Tercatat, won Korea Selatan melemah 0,05 perseb, peso Filipina minus 0,11 persen, yuan China minus 0,12 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.
Sedangkan, ringgit Malaysia turun 0,05 persen, yen Jepang naik 0,05 persen, dolar Singapura menguat 0,01 persen, dan dolar baru Taiwan melemah 0,15 persen.
Sementara, mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif pada pagi ini. Terpantau, euro naik 0,03 persen, dolar Australia turun 0,13 persen, dolar Kanada turun 0,01 persen, franc Swiss naik 0,11 persen, dan poundsterling Inggris minus 0,7 persen.
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, memproyeksikan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS karena kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan terjadinya perang di wilayah perbatasan Rusia dan Ukraina.
Ia menjelaskan pada akhir pekan lalu, pemerintah AS memberikan peringatan ke warganya yang tinggal di Ukraina untuk segera meninggalkan negara tersebut karena Rusia akan segera menyerang Ukraina.
“Bila Rusia menyerang Ukraina, kemungkinan perang bisa membesar karena perang tersebut akan melibatkan negara-negara NATO. Perang besar akan mendorong pelemahan ekonomi global,” jelas dia kepada CNNIndonesia.com.
Di sisi lain, ia menyebut pasar valas juga akan dibayangi oleh kenaikan inflasi yang meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar.
Menurut Ariston, kenaikan inflasi yang berlebihan juga akan menekan pertumbuhan ekonomi. Harga minyak mentah yang terus naik karena kekhawatiran terjadinya perang, ikut menyumbang kenaikan inflasi global.
Selain itu, ia menilai tekanan terhadap rupiah juga bertambah karena ekspektasi terhadap kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif meningkat, seperti data inflasi AS dan data inflasi konsumen AS.
“Kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif ini bisa mendorong penguatan dolar AS ke depan,” ujarnya.
Sementara dari dalam negeri, Ariston menyebut kasus baru Covid-19 yang terus naik mendekati kasus baru puncak gelombang ke-2 tahun lalu akan memberikan tekanan ke rupiah.
Dia memproyeksikan hari ini rupiah tertekan di kisaran level Rp 14.330-Rp 14.400 per dolar AS.
(*)
sumber: CNNIndonesia.com