KELANGKAAN dan harga mahal minyak goreng menjadi fenomena baru yang terjadi di seluruh Indonesia, termasuk Batam. Menyikapi fenomena tersebut, Polresta Barelang bersama sejumlah instansi terkait melakukan inspeksi mendadak (inspeksi) ke pasaran, distributor dan pabrik di Batam, Selasa (22/3).
Sidak dilakukan di Pasar Pagi Tos 3000 Jodoh, distributor CV Murni Inti Sawit di Batuampar, dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT Synergy Oil Nusantara (SON) di Kabil.
Kapolresta Barelang, Kombes Pol Nugroho Tri mengatakan kelangkaan minyak memang terjadi di Indonesia, namun khusus di Batam masih aman.
“Alhamdulillah stok di Batam masih aman. Kebutuhan minyak goreng curah maupun kemasan untuk warga Batam, totalnya mencapai 1.750 ton, dan kita masih bisa menyetok 2.500 ton. Jadi masih surplus,” kata Nugroho saat sidak tersebut.
Dalam sidak tersebut, Polresta Barelang bersama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam dan Dandim 0316 Batam mendapatkan informasi bahwa harga jual minyak curah, masih sesuai dengan harga edaran tertinggi (HET) Batam.
“HET minyak goreng curah di pasaran seharga Rp 14 ribu per liter, lalu kita cek ke distributor, mereka jual Rp 13.500 per liter ke pedagang dan toko. Lalu dari pedagang dan toko, jual ke konsumen senilai Rp 14.500 per liter,” tutur Nugroho.
Selanjutnya, ketika melakukan sidak ke PT SON, pabrik ini memproduksi minyak goreng kemasan merk Hayat, SON Gold dan Maha.
“Dari pabrik ke distributor seharga Rp 18 ribu per liter. Lalu dari distributor ke toko dan pedagang seharga Rp 19 ribu per liter. Dan ketika dijual ke pasaran atau konsumen, maka harganya menjadi Rp 20 ribu per liter. Harga tersebut sudah sesuai HET di Batam,” terangnya.
Ia kemudian mengimbau warga Batam tidak perlu panic buying, karena stok minyak goreng ternyata masih aman.
“Kami Polresta Barelang bersama TNI dan Disperindag akan terus mengontrol harga minyak goreng di pasaran, apabila terjadi monopoli harga atau penimbunan, akan segera kita tindak dan bisa dipidana,” tegasnya (leo).