OPTIMISME memancar dari pelaku usaha, Pemerintah Kota (Pemko) Batam dan Badan Pengusahaan (BP) Batam. Tahun depan memang banyak diprediksi akan penuh rintangan. Dari pihak BP Batam sendiri menyatakan resesi mulai berdampak pada perekonomian Batam di semester II 2022. Sedangkan dari pihak pengusaha juga optimis bahwa resesi belum sampai di Batam, dan butuh kerja sama yang erat antara dunia usaha dan pemerintah daerah untuk meminimalisir dampak dari resesi global.
“Di 2023 ini, isu resesi tengah hangat-hangatnya. BP Batam akan antisipasi hal tersebut. Di semester awal 2023, banyak perusahaan di Batam mengerjakan kontraknya yang dari 2022. Baru terasa nanti di semester 2, ketika harus dapat orderan baru untuk 2024,” kata Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam, Fesly Paranoan di acara Ngobrol Everywhere Live yang bertajuk “Ekonomi Batam 2023, Ancaman Resesi dan Harapan Kebangkitan” di Hotel Best Western Premiere (BWP) Panbil, Senin (19/12).
Program Ngobrol Everywhere Live ini selain menghadirkan Fesly sebagai pembicara, juga menghadirkan Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad; Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Jadi Rajagukguk; dan Chairman Panbil Group Batam, Johannes Kennedy.
Dalam pertemuan ini, BP Batam melalui Fesly juga berharap bisa mendapat masukan dari para pengusaha terkait krisis global tersebut. “Untuk tahun depan, kebijakan BP Batam untuk sesegera mungkin di awal tahun, anggarannya cepat terserap. Lalu, kami mendorong kegiatan manufaktur, dengan memberi kemudahan dari sisi perizinan,” jelasnya.
Selanjutnya, ada rencana investasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang akan menggunakan waduk-waduk di Batam, begitu juga data centre di Nongsa dan kegiatan investasi lainnya.
“Semuanya sudah berjalan. Ada pengalokasian lahan baru untuk industri dirgantara juga,” imbuhnya.
Menurutnya, BP Batam sudah mempersiapkan segala kemungkinan yang diperlukan supaya tidak terjadi krisis ekonomi di 2023.
Sementara itu, Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad mengatakan bahwa ia tak menemukan alasan resesi global akan singgah di Batam. “Sebenarnya begini, saya melihat di 2023, kecenderungan di Batam akan membaik ekonominya. Hal itu ditandai dengan sejumlah parameter, seperti angka pertumbuhan yang sempat terkontraksi di bawah 2 persen pada 2021, sekarang di 2022 melejit jadi 6 persen,” ungkapnya.
Selain itu, kinerja industri manufaktur juga lancar, dimana menyumbang 56-58 persen terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). “Lalu ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di bandara dan di Nongsa Digital Park, serta untuk KEK Kesehatan juga. Ini memperlihatkan gairah investasi di Batam masih berada di tren positif,” jelasnya.
Amsakar juga melihat bahwa neraca perdagangan ekspor dan impor juga sangat bagus. “Saya berpandangan 2023, resesi itu mudah-mudahan tidak terjadi di Batam. Kita lihat dari bursa kerja kemarin, ada 12 ribu pelamar untuk 2 ribu lowongan pekerjaan. Itu menandakan bahwa kesempatan kerja terbuka, karena faktor investasi yang masuk. Kalau tak ada investasi, maka tidak akan ada begitu,” jelasnya.
“Atas dasar itu, saya harap kita menatap 2023 dengan optimis. Saya tak menemukan alasan bahwa resesi akan singgah di Batam,” tegasnya.
Pelaku Usaha Batam Optimis
Chairman Panbil Group Batam, Johannes Kennedy juga optimis bahwa dampak resesi global tidak akan memengaruhi Batam. “Bagi kami, para pelaku ekonomi sangat sederhana. Resesi itu terjadi jika daya beli menurun, harga barang naik, dan jam kerja dikurangi. Itulah resesi sesungguhnya. Tapi sekarang di Batam, daya beli kita masih sama seperti sebelumnya,” ungkapnya.
“Di gaji (pekerja) belum ada pemotongan. THR untuk Natal juga masih ada. Mudah-mudahan di perusahaan lokal sudah dapat bonus karena ekonomi sudah rebound,” tegasnya.
Ia mengakui memang di Eropa tengah mengalami resesi, tapi krisis berskala global tersebut belum dirasakan di Batam. “Resesi belum sampai di Batam,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Kadin Batam, Jadi Rajagukguk mengatakan setelah pasca pandemi, pertumbuhan ekonomi Batam lebih bagus dibanding kota-kota sekitarnya.
“Batam diuntungkan oleh dukungan dari 5 anggaran, yakni anggaran provinsi, anggaran pemerintah pusat, anggaran BP Batam, anggaran Pemko Batam serta anggaran masyarakat. Ada sumber anggaran seperti ini, maka Batam bisa eksis,” jelasnya.
Di sisi lain, kinerja ekspor terus mengalami peningkatan, sehingga fondasi ekonomi Batam jauh lebih baik. “Ada rebound tahun ini. Dan di sisi lain, ada peluang yang bisa kita tangkap di tahun depan. Sehingga ada resesi di depan, kita tidak perlu khawatir. Segala sesuatu harus bisa diyakini dan ditanggulangi,” tuturnya.
Menurut Jadi, isu resesi sudah menjadi isu nasional, tapi ia meyakini resesi tidak perlu ditakuti. “Perlu kolaborasi dan kerja sama antara pengusaha dan pemerintah. BP Batam harus cermati ini, bagaimana berikan kemudahan-kemudahan perizinan, kemudian insentif dan hal lainnya,” pungkasnya (leo).