SEJAK tahun 1958, Persatuan Kekeluargaan Flores yang dikenal dengan nama PKF telah hadir dan dibentuk oleh Gubernur Riau waktu itu, sebelum dimekarkan menjadi provinsi Kepulauan Riau (Kepri) diera tahun 2000an.
Masyarakat Flores adalah perantau yang tidak terlalu banyak permintaan bahkan sangat dewasa dalam menjalankan kehidupan diperantauan, khususnya diwilayah tanah Melayu, baik sebagai petani, tenaga sekuriti, bahkan menjadi kepercayaan masyarakat Tionghoa waktu itu.
Seperti yang dituturkan salahseorang tokoh muda dari perkumpulan warga Adonara kota Batam, Aldi Karim, secara garis besar, seiring dengan perjalan waktu, selanjutnya terbentuklah organisasi Perkumpulan Keluarga Nusa Tenggara Timur (PK NTT) di tahun 2000-an.
Dimana dengan berdirinya PK NTT tersebut, diharapkan dapat mempersatukan seluruh elemen masyarakat Nusa tenggara Timur (NTT) yang ada di wilayah Kepri, setelah Batam menjadi kota madya yang dikomandani Gervas Odang.
Menurut Aldi Karim, disaat itu juga, banyak tokoh masyarakat asal NTT diakui keberdaanya, dengan munculnya dua nama tokoh masyarakat NTT kota Batam yang menjadi Anggota DPRD Kota Batam, yakni Abdul Karim dan Ahars Sulaiman.
“Dengan munculnya dua tokoh tersebut, menimbulkan gaung yang luar biasa dahsyat dan memberikan motivasi ekstra kepada tokoh-tokoh masyarakat dari timur lainnya untuk lebih bersatu lagi dalam menjalankan roda organisasi dan paguyuban dalam kekerabatan dengan warga Melayu, Tionghoa, Bugis dan suku-suku lainya di Batam” tutur Aldi Karim kepada Gowest Indonesia, Kamis (16/03) sore.
Aldi menambahkan, setelah itu kemudian muncul berbagai paguyuban warga dari daerah Flores Timur, salah satunya dari Adonara.
Dengan menghormati para pendiri dan pendahulu sebelumnya yang telah berjasa, maka pada tahun 2020 sampai dengan saat ini, Pengurus Organisasi Kekerabatan Adonara yang dipimpin Aldi Karim bersama seluruh pengurus inti dan seluruh ketua koordinator wilayah (korwil), terus berkembang.
“Dengan total 9 korwil di 12 kecamatan yang ada di Batam, kami sudah sangat siap dan matang dalam mengendalikan organisasi dengan konsep dan intelektual, namun tetap humanis melalui sisi khas budaya Adonara yang tetap dijaga di tanah Melayu, dengan semboyan dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung” tambahnya.
Menurut Aldi, Organisasi Kekerabatan Adonara Kota Batam dibawah kepemimpinanya telah melakukan kunjungan sosialisasi ke berbagai lembaga pemerintah baik vertikal maupun horizontal.
Ke instansi Kepolisian seperti halnya Polsek, dan menjadi bagian dari pengawas ekternal Polda Kepri dalam penerimaan calon anggota polri baik di level Bintara dan tamtama, merupakan bukti kegiatan dari organisasi tesebut.
“Kemudian berkunjung ke pimpinan daerah, para stackholeder bahkan tak lupa dengan adab berbudaya dengan melakukan kunjungan berbasis kebudayaan ke Lembaga Adat Melayu (LAM) beberapa waktu lalu setelah pelantikan pada 2020 waktu itu” tambah Aldi.
Menurutnya kunjungan tersebut menjadi bermakna, karena mendapatkan petuah penting dari LAM melalui Dato’ M. Sahir dan para pengurus inti LAM lainnya, yang mana petuah itu sangat berguna dan bermanfaat untuk seluruh masyarakat NTT, khususnya Pengurus Adonara Kota Batam.
Adapun petuahnya yaitu, “Jika orang bertanya kamu orang mana jawablah saya orang Batam, selanjutnya jika ditanya asal kamu dari mana barulah kita menjawab kami dari Adonara”.
“Disinilah kami Adonara mewakili seluruh masyarakat timur Indonesia, bahwa kita adalah bagian dari kota Batam, bagian dari keseluruhan masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam mendukung program pemerintah dan berkesempatan dalam membangun kota Batam dan Kepri. Dan bersama seluruh elemen baik itu ormas, paguyuban, pemerintah dan stackholeder memberikan kenyamanan dalam kehidupan seluruh masyarakat di Kota Batam ini” kata Aldi.
Bahasa ini terasa singkat dan sederhana, namun penuh makna dan arti yang sangat dalam.
Ketua Adonara Kota Batam, Aldi Karim juga berpesan, tetaplah rendah hati bukan rendah diri, karena setiap manusia dan masyarakat punya kesempatan yang sama dalam pembangunan kota Batam yang sama-sama kita nikmati saat ini.
“Serta tidak boleh ada perpecahan diantara masyarakat Batam, karena setiap masalah pasti ada solusinya karena kita adalah bagian penting dalam wilayah pemerintahan ini. Kami warga Batam Asal Adonara” pungkas Aldi Karim.
(zah)