PASCA penemuan virus flu babi Afrika, Otoritas Singapura terpaksa menyetop impor babi dari Pulau Bulan di Batam. Seperti yang diketahui, 15 persen impor babi di Singapura disumbangkan Pulau Bulan.
Dilansir dari The Strait Times, kasus ini ditemukan oleh Singapore Food Agency (SFA) di rumah jagal yang berada di Jurong.
SFA menjelaskan bahwa kasus ini merupakan kali pertama ASF terdeteksi melalui babi impor di Singapura. Mereka menemukannya dari rumah jagal di Jurong.
Berdasarkan data dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, pada periode Januari-November 2022 lalu, tercatat sebanyak 240.117 ekor babi diimpor dari Pulau Bulan menuju Singapura, dengan total nilai ekonomi mencapai Rp 785 miliar.
Karena kasus tersebut, investigasi juga tengah dilakukan di peternakan babi di Pulau Bulan.
Untuk sementara, SFA bekerja sama dengan mitranya untuk mencari sumber baru impor babi, yang lebih higienis.
Hingga saat ini, SFA mengimpor babi dari 20 lokasi, termasuk peternakan babi di Sarawak, Malaysia Timur dan impor babi beku di Australia, Brazil dan negara lainnya.
Singapura memberlakukan persyaratan yang ketat untuk impor babi, menyesuaikannya dengan standar kesehatan dari World Organisation for Animal Health.
Meski ASF tidak berbahaya bagi manusia, tapi dampaknya lebih ke tingkat keamanan dan ekologi, dimana efeknya sangat besar terhadap peternakan babi (leo).