RUMAH Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam ditargetkan agar bisa mengalihkan aliran devisa negara dari sektor layanan kesehatan. Pasalnya selama ini, kebocoran devisa terjadi karena banyak warga Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri dibanding dalam negeri.
“Presiden pernah menyampaikan lebih dari Rp 100 triliun devisa Indonesia mengalir ke luar negeri, karena lebih senang berobat ke sana,” kata Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto, Rabu (26/7/2023) di Batam.
Potensi tersebut bisa digarap oleh RSBP Batam, dengan cara meningkatkan pelayanannya. Langkah terakhir yang dilakukan rumah sakit plat mereah tersebut yakni bertukar rekomendasi dengan RSUD Dr Iskak Tulungagung, Selasa (25/7/2023) kemarin.
Melalui kegiatan tersebut, percepatan peningkatan layanan medik di RSBP Batam diharapkan dapat segera dicapai.
“Bulan Maret lalu kita berkunjung ke RSUD Dr. Iskak Tulungagung. Dan hari ini kajian atas rekomendasi dari RSUD tersebut akan kita sosialisasikan kepada rekan-rekan disini sehingga harapannya tentu rekomendasi tersebut bisa segera di implementasikan oleh dokter, perawat, hingga manajemen di RSBP Batam,” terangnya lagi.
Purwiyanto juga berharap agar proses penerapan rekomendasi ini dapat berjalan sukses, sehingga peningkatan layanan medik di RSBP Batam dapat segera dirasakan oleh masyarakat dalam waktu dekat.
Sebelumnya Direktur RSBP Batam, Afdhalun Hakim mengatakan potensi yang bisa dicapai BP Batam yakni 10 persen dari jumlah devisa yang bocor tersebut.
“Kita ketahui Rp 100-150 triliun devisa kita bocor ke negara tetangga, bagaimana upaya kita supaya bisa kita tahan minimal 10 persen saja 10 triliun sudah hebat setiap tahunnya, maka kita terus bangun fasilitas, peralatan, SDM dengan standar internasional dan juga kawasan Sekupang ini akan menjadi KEK kesehatan,” terangnya.
“Ini jugalah yang akan menahan lajunya keluar devisa negara itu dimana nanti investor dari negara asing, dari luar yang bisa membangun KEK dan Batam semakin maju dan madani ,” pungkasnya (leo).