PEMERINTAH Singapura belum melakukan pelarangan terhadap makanan laut asal Jepang, paska pelepasan radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima beberapa waktu terakhir.
Seperti diketahui, pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima melakukan kebijakan pelepasan bahan radioaktif yang digunakan mereka dan telah diolah ke samudra Pasifik.
Badan Pangan Singapura (SFA) menyebut, mereka masih percaya soal keamanan pangan dari Jepang.
Menurut mereka, sejak tahun 2013, SFA belum mendeteksi adanya kontaminan radioaktif dalam makanan impor dari Jepang. SFA juga menjamin bahwa produk makanan yang gagal dalam inspeksi dan pengujian mereka, tidak akan diizinkan untuk dijual di Singapura.
Namun begitu, ada konsumen di negeri Singa itu yang mengaku akan menghindari untuk mengkonsumsi makanan laut asal Jepang untuk sementara waktu.
Seperti Olivia Choong, 44 tahun. GoWest.ID mengutip dari StraitTimes, Kamis (24/8/2023), ia mengaku cukup khawatir belakangan ini.
“Saya menganggapnya mengkhawatirkan, tetapi saya rasa, saya tidak bereaksi berlebihan. Selain itu, ada banyak pilihan makanan laut lainnya di Singapura,” katanya di StraitTimes, Kamis (24/8/2023) kemarin.
Wanita yang juga merupakan presiden dan salah satu pendiri kelompok nirlaba Green Drinks Singapore itu menambahkan, meskipun ia menyukai jenis makan Jepang, sashimi, tak berarti wajib menyertakannya dalam menu hariannya saat ini.
Belum Ada Keberatan Publik
Sementara itu, SFA menyebut, kebijakan soal makanan asal Jepang mengacu pada tanggapan parlemen setempat 3 Agustus 2023 lalu.
Sakuraya Foods, salah satu perusahaan yang biasa mengimpor dan menjual ikan serta makanan lainnya asal Jepang, mengaku belum menerima masukan atau kekhawatiran apa pun tentang makanan laut Jepang dari konsumen di Singapura.
Meskipun mereka tidak mengimpor makanan laut dari Fukushima, Sakuraya Foods memantau dengan cermat perkembangan pembatasan impor makanan yang dilakukan oleh SFA dan lembaga pemerintah Jepang.
Menurut SFA, impor pangan dari Jepang ke negeri Jiran itu, secara konsisten menyumbang kurang dari 1,5 persen dari total impor pangan dalam satu dekade terakhir di sana.
Sementara impor bahan pangan asal Fukushima, dinilai tidak signifikan karena hanya kurang dari 0,01 persen dari total impor pangan pada tahun 2022 di Singapura.
(ham/StraitTimes/cna)