PASKA keluarnya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2023-2032 pada Mei 2023, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih menghitung sejumlah parameter untuk menentukan tarif listrik PLN Batam.
Sebagai informasi, sejak Juli 2022, PLN Batam telah melakukan konsultasi publik terkait implementasi Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2022. Perusahaan plat merah di Batam itu mengharapkan, adanya penyesuaian tarif listrik (tariff adjustment) karena sejak tahun 2017 seharusnya tarif listrik PLN Batam sudah mengalami penyesuaian atau naik lebih dari 3%.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P Hutajulu seperti dilansir GoWest.ID dari laman Kontan, menyatakan, hingga saat ini belum ada penyesuaian tarif listrik di PLN Batam karena masih dalam proses perhitungan.
“Ditunggu nanti pengumuman resminya. Kan kita lagi hitung ada parameter-parameter yang harus dihitung, sabar ya nanti kami informasikan,” ujarnya beberapa hari kemarin.
Jisman menjelaskan, saat ini PLN Batam masih diminta untuk menata kembali pasokan listriknya karena dalam beberapa waktu belakangan kesulitan.
“Kasih dulu perbaikan ke masyarakat baru bicara yang lain,” ujarnya.
Optimalkan Pembangkit Sewa
Sebelumnya Jisman menjelaskan, sebagai salah satu solusi untuk memulihkan kelistrikan di Batam yang sebelumnya kekurangan, pihaknya meminta PLN Batam mengoperasikan pembangkit sewa sebesar 75 MW.
Strategi ini dilakukan agar di bulan Juli ada sekitar 20 MW masuk dan 50 MW diperkirakan beroperasi di September 2023. Dengan beroperasinya pembangkit sewa tersebut, Jisman menyatakan, penambahan cadangan daya listrik di Batam menjadi lebih baik.
(ham)