DALAM upaya merebut pasar Indonesia, Apple dikabarkan akan membangun pabrik AirTag di Batam. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memenuhi syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan sekaligus memikat pemerintah Indonesia untuk memberikan lampu hijau atas penjualan iPhone 16 di Tanah Air.
Mengutip laporan Bloomberg, ada lobi intensif antara Apple dan pemerintah Indonesia. Presiden terpilih, Prabowo Subianto, disebut telah memberikan restu atas investasi senilai USD 1 miliar ini, namun dengan syarat Apple perlu meningkatkan investasinya di masa depan.
Batam Jadi Pusat Produksi AirTag Global
PILIHAN jatuh pada Batam karena lokasi strategisnya yang dekat dengan Singapura serta fasilitas zona perdagangan bebas yang menguntungkan. Pabrik AirTag di Batam ditargetkan dapat menyerap ribuan tenaga kerja dan menyuplai hampir seperlima kebutuhan AirTag dunia.
Apa Artinya Bagi Konsumen Indonesia?
Dengan hadirnya pabrik AirTag di Batam, diharapkan harga perangkat pelacak ini dapat lebih terjangkau bagi konsumen Indonesia. Selain itu, langkah ini juga dapat memicu pertumbuhan industri teknologi di dalam negeri dan membuka lapangan kerja baru.
Tantangan dan Peluang
MESKIPUN kabar ini membawa angin segar bagi industri teknologi Indonesia, namun masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah memastikan bahwa pabrik AirTag di Batam dapat beroperasi secara efisien dan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh Apple.
Di sisi lain, kehadiran pabrik ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pusat produksi perangkat elektronik global. Dengan dukungan pemerintah yang kuat, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam rantai pasok teknologi dunia.
Keputusan Apple untuk membangun pabrik AirTag di Batam merupakan langkah strategis yang tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
(ham/detikcom)