Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Pelabuhan Selat Lampa Siap Jadi Pintu Gerbang Ekspor-Impor di Natuna
    10 jam lalu
    DPRD Kepri Setujui Ranperda Perubahan APBD 2025
    10 jam lalu
    Kebakaran Rumah di Jalan Pramuka Tanjungpinang, Diduga Akibat Korsleting Listrik
    10 jam lalu
    Kapal Motor Senang Hati 68 Karam di Perairan Setokok
    1 hari lalu
    Fenomena Halo Hiasi Langit Batam
    1 hari lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Meningkatnya Kasus Diabetes di Kalangan Usia Muda
    1 hari lalu
    Pekan Olahraga kota Batam Kembali Digelar
    2 hari lalu
    Lomba Gerak Jalan Beregu HUT RI ke-80 di Batam
    2 hari lalu
    Delapan Karakter Unik Singapura
    5 hari lalu
    Asal Sejarah Gim Roblox
    5 hari lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Pulau Mubut Darat, Batam
    2 hari lalu
    Kompleks Makam Raja Abdurrahman
    3 minggu lalu
    Makam Raja Haji Fisabilillah
    1 bulan lalu
    Andy Liany (Juli Hendri bin Saleh Rachim)
    1 bulan lalu
    Pulau Nipah, Batam (Pulau Angup)
    1 bulan lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    #Full Hendrik; Pujakesuma di DPRD Batam
    1 bulan lalu
    #ComingSoon Hendrik; Pujakesuma di DPRD Batam
    1 bulan lalu
    #Full Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait
    2 bulan lalu
    Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait #ComingSoon
    2 bulan lalu
    Ngobrol Everywhere | Bicara Pelayanan Umum BP Batam Bersama Ariastuty Sirait
    2 bulan lalu
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2025 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
VOA Indonesia

Indonesia Alami Deflasi Tahunan Lagi Setelah 25 Tahun

Editor Admin 6 bulan lalu 411 disimak
Suasana di sebuah pasar di Jakarta, menjelang Ramadan, 28 Februari 2025. (Achmad Ibrahim/AP)Disediakan oleh GoWest.ID

INDONESIA menghadapi deflasi tahunan pertama sejak tahun 2000. Meski deflasi mengindikasikan turunnya harga-harga barang dan jasa, para ekonom mengingatkan deflasi tahunan ini semu dan tidak mencerminkan daya beli masyarakat” yang sedang menurun.


SELAIN deflasi tahunan, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mengumumkan deflasi bulanan Februari 2025. Ini terjadi satu bulan menjelang Ramadan, di mana tingkat konsumsi masyarakat biasanya meningkat. Sebagai perbandingan pada Februari tahun lalu yang juga menjelang Ramadan, BPS justru mencatat terjadinya inflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan Indonesia mengalami deflasi tahunan 0,09 persen dan deflasi bulanan pada Februari 2025 sebesar 0,48 persen. Deflasi kali ini berlangsung sejak Januari lalu.

Fenomena deflasi tahunan ini terbilang langka.

“Menurut catatan BPS, deflasi year on year pernah terjadi pada Maret 2000 di mana pada saat itu deflasi sebesar 1,10 persen, di mana deflasi itu disumbang, didominasi oleh kelompok bahan makanan,” ungkap Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/3).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti. (Courtesy: bps.go.id)

Amalia menjelaskan, deflasi yang terjadi kali ini terutama disebabkan oleh diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang terjadi pada Januari-Februari 2025. Ia membantah bahwa fenomena deflasi kali ini mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat, melainkan karena intervensi kebijakan pemerintah.

“Ini bukan karena penurunan daya beli, tetapi karena pengaruh dari diskon tarif listrik. Ini yang memberikan andil deflasi dua bulan berturut-turut karena ini kebijakan pemerintah melalui diskon tarif listrik 50 persen,” jelasnya.

Selain diskon tarif listrik, komoditas yang berkontribusi pada deflasi adalah perumahan, air, bahan bakar rumah tangga, bahan makanan pokok termasuk beras, tomat dan cabai.

Meski begitu, kata Amalia, “Komponen inti masih mengalami inflasi sebesar 0,25 persen. Komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,16 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen inti adalah emas perhiasan, kopi bubuk, dan mobil.”

Deflasi, Tanda Daya Beli Masyarakat Melemah?

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy memahami pernyataan BPS yang mengatakan bahwa diskon tarif listrik merupakan faktor utama penyumbang deflasi tahunan dan bulanan. Pasalnya, tarif listrik merupakan salah satu komponen terbesar dalam penghitungan inflasi secara umum.

“Karena kita sudah lihat bahwa tarif listrik merupakan yang terbesar, maka menjadi relevan dengan diskon tarif listrik yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam dua bulan terakhir. Karena dengan adanya diskon tarif listrik ini artinya pengeluaran masyarakat untuk pembayaran tarif listrik akhirnya lebih rendah. Jadi ketika dia lebih rendah akhirnya ter-capture oleh BPS dan mencatat perubahan harga konsumen itu lebih rendah. Makanya, munculnya fenomena deflasi,” ungkap Yusuf.

Meski begitu, Yusuf masih meragukan bahwa fenomena deflasi kali ini sebagai tanda melemahnya daya beli masyarakat. Pasalnya, menurutnya, inflasi inti masih terjaga. “Jadi hanya dari indikator inflasi inti saja, sebenarnya kita bisa mengambil kesimpulan bahwa setidaknya untuk Februari daya beli masyarakat itu sebenarnya masih ada, karena permintaan terhadap beberapa produk barang dan jasa masih dilakukan oleh masyarakat,” jelasnya.

Yusuf menuturkan untuk memastikan apakah ada perubahan daya beli masyarakat beberapa indikator ekonomi lain harus dipertimbangkan.

“Kita juga perlu melihat indikator lain yang memang bisa saja berpotensi menekan daya beli masyarakat. Kalau kita perhatikan misalnya PHK yang terjadi di beberapa bulan terakhir, itu juga bisa juga mempengaruhi daya beli masyarakat secara umum. Tetapi untuk sampai mengambil kesimpulan bagaimana dampak PHK saya kira kita perlu melihat data lain yang belum dirilis seperti penjualan riil. Apabila penjualan riil di Februari mengalami penurunan, maka indikator terkait pelemahan daya beli perlu diwaspadai oleh pemerintah secara umum,” tegasnya.

Peneliti Next Policy Shofie Azzahrah mengatakan faktor diskon tarif listrik 50 persen tidak bisa dianggap sebagai faktor utama deflasi. Menurutnya, deflasi terjadi bukan hanya terjadi akibat satu kebijakan yang bersifat jangka pendek.

“Melainkan bisa mencerminkan tren ekonomi yang telah terjadi dalam periode yang panjang. Kalau kita ingat, pada 2024 BPS dan BI menyatakan bahwa Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut, dari Mei-September. Periode ini terjadi jauh sebelum kebijakan diskon tarif listrik yang diberlakukan pada awal tahun 2025, yaitu Januari dan Februari. Jadi, hal ini menunjukkan bahwa deflasi ini bukan semata-mata karena faktor kebijakan (diskon tarif) listrik saja yang baru diterapkan oleh pemerintah, tapi ada indikasi tren penurunan harga yang lebih luas dan sudah terjadi sejak tahun sebelumnya,” ungkap Shofie.

Menurutnya, jika fenomena deflasi ini terus berlanjut, terutama setelah ada kebijakan pemerintah yang bersifat sementara, maka itu menandakan bahwa daya beli masyarakat yang memang sedang tertekan.

Selain itu, menurut Shofie, deflasi menjelang bulan Ramadan adalah fenomena tidak lazim mengingat tingkat konsumsi masyarakat biasanya cukup tinggi, khususnya untuk kebutuhan pangan dan persiapan lebaran.

Para pembeli rela antre untuk membeli daging menjelang bulan puasa Ramadan di Banda Aceh, 27 Februari 2025, . (YASUYOSHI CHIBA/AFP)

“Secara historis menjelang Ramadan Indonesia biasanya mengalami inflasi karena biasanya masyarakat berekspektasi bahwa mereka akan menerima THR, sehingga akan meningkatkan konsumsi mereka. Jadi ketika terjadi deflasi, ada indikasi kuat bahwa konsumsi masyarakat tidak meningkat seperti yang seharusnya terjadi,” sebutnya.

“Fenomena ini bisa dijelaskan dari dua kemungkinan. Pertama masyarakat mungkin cenderung lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya, dan lebih memilih untuk menabung. Perilaku ini bisa dipicu oleh banyak hal seperti ketidakpastian ekonomi. Kemungkinan kedua, adanya penurunan pendapatan baik karena PHK atau misalnya kondisi ekonomi yang kurang mendukung pertumbuhan upah,” imbuh Shofie.

Sejarah Deflasi di Amerika Serikat

Ada beberapa periode deflasi dalam sejarah Amerika Serikat, termasuk antara tahun 1815 dan 1860 dan antara tahun 1865 hingga 1900. Salah satu periode deflasi paling dramatis dalam sejarah Amerika Serikat terjadi antara tahun 1930 dan 1933 selama Depresi Besar.

Deflasi jarang terjadi di Amerika Serikat pada paruh kedua abad ke-20. Kenaikan harga yang dramatis dan konsisten dari tahun 1950 hingga 2000 tidak tertandingi sejak berdirinya Amerika Serikat.

Contoh deflasi terbaru terjadi pada abad ke-21 berlangsung dari tahun 2007 hingga 2009 selama periode sejarah Amerika Serikat yang dikenal sebagai Resesi Besar.

FILE – Sebuah rumah yang disita di Denver, 4 April 2010. Menurut laporan RealtyTrac, 27 Januari 2011, data rumah yang disita melonjak menjadi 149 dari 206 wilayah metropolitan terbesar di Amerika Serikat tahun 2010. (David Zalubowski, arsip/AP)

Resesi Besar adalah penurunan tajam dalam aktivitas ekonomi yang dimulai pada tahun 2007 dan berlangsung selama beberapa tahun, yang meluas ke ekonomi global. Resesi ini dianggap sebagai penurunan paling signifikan sejak Depresi Besar pada tahun 1930-an.

Istilah Resesi Besar berlaku untuk resesi Amerika Serikat, yang secara resmi berlangsung dari Desember 2007 hingga Juni 2009, dan resesi global berikutnya pada tahun 2009. Kemerosotan ekonomi dimulai ketika pasar perumahan Amerika Serikat berubah dari masa kejayaan menjadi masa kehancuran, dan sejumlah besar sekuritas yang didukung hipotek dan derivatif anjlok nilainya.

 [gi/ab]

Kaitan Daya beli, Deflasi, indonesia, inflasi, krisis
Admin 7 Maret 2025 7 Maret 2025
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Kendaraan FTZ Bisa Dibawa Mudik Keluar Batam dengan Persyaratan
Artikel Selanjutnya Menengok Gerakan Aktivisme Mahasiswa Masa Kini
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

Pelabuhan Selat Lampa Siap Jadi Pintu Gerbang Ekspor-Impor di Natuna
Artikel 10 jam lalu 124 disimak
DPRD Kepri Setujui Ranperda Perubahan APBD 2025
Artikel 10 jam lalu 160 disimak
Kebakaran Rumah di Jalan Pramuka Tanjungpinang, Diduga Akibat Korsleting Listrik
Artikel 10 jam lalu 149 disimak
Kapal Motor Senang Hati 68 Karam di Perairan Setokok
Artikel 1 hari lalu 237 disimak
Fenomena Halo Hiasi Langit Batam
Artikel 1 hari lalu 224 disimak

POPULER PEKAN INI

Kecelakaan di Jalan Sudirman, Seorang Ibu Rumah Tangga Meninggal Dunia
Artikel 3 hari lalu 510 disimak
Walau Belum Punya NIK, Dinkes Batam Jamin Akses Kesehatan bagi Bayi dan Balita
Artikel 3 hari lalu 344 disimak
Hanya 9 dari 653 UMKM Lolos Bantuan Subsidi Bunga 0%
Artikel 6 hari lalu 319 disimak
Gerak Jalan Proklamasi: Merayakan Kemerdekaan dengan Semangat Kebersamaan
Artikel 3 hari lalu 296 disimak
Delapan Karakter Unik Singapura
Catatan Netizen 5 hari lalu 295 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Privacy Policy
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?