BERBAGAI cara akan dilakukan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dalam upaya meningkatkan kunjungan wisata teuratama wisatawan asing ke Kepri.
Salahsatuny dengan membidik potensi yang tak biasa, yakni kru kapal asing atau ABK yang labuh jangkar di perairan Kepri.
Melansir dari Batampos.co.id, Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Hasan mengatkan, lokasi strategis Selat Malaka yang dilalui ribuan kapal dunia dinilai menjadi celah emas untuk mendulang devisa dari sektor pariwisata.
“Ini menjadi peluang baru, terlebih lokasi kita sangat strategis dengan ribuan kapal yang labuh jangkar di wilayah Kepri,” ujar Hasan, Minggu (6/7/2025).
Menurutnya, dari satu kapal yang labuh jangkar, bisa ada 10 hingga 15 kru kapal yang turun ke darat dan berpotensi menjadi wisatawan.
Dengan strategi ini, Kepri berharap bisa menyumbang signifikan terhadap target nasional 2,4 juta kunjungan wisman dan 4 juta kunjungan wisnus tahun ini.
“Proyeksi perputaran uangnya bisa mencapai Rp17 triliun, terdiri dari Rp10 triliun dari wisman dan Rp7 triliun dari wisnus,” jelas Hasan.
Untuk wisman, rata-rata pengeluaran per kunjungan diperkirakan sebesar 296 dolar AS, sementara wisnus menghabiskan sekitar Rp2,2 juta per orang.
Hasan menegaskan bahwa Kepri sudah sangat siap dari sisi infrastruktur. Hingga kini, tersedia 31.105 unit tempat tidur hotel dengan total 23.028 kamar. Namun, tantangan masih ada.
Data hingga Mei 2025 mencatat kunjungan wisman baru mencapai 711.683 orang dan wisnus 1.717.790 orang, dengan rata-rata lama tinggal wisatawan hanya satu malam dan tingkat hunian kamar 46,09 persen.
Untuk mendongkrak angka tersebut, Dispar Kepri merancang berbagai agenda strategis, seperti Explore Kepri Jilid 2 di Batam pada 14–16 Juli 2025 yang akan melibatkan 70 fotografer nasional.
Selain itu, juga akan digelar Pesona Budaya Bahari Internasional (28–31 Oktober) dan rangkaian Sail to Indonesia 2025 dari Juli hingga Oktober.
“Event-event ini kita rancang untuk memperkuat branding Kepri sebagai destinasi wisata bahari dan budaya unggulan di Indonesia,” pungkasnya.
(*/batampos)